Jika Kamu Berteman dengan Agama Berbeda

Jika Kamu Berteman dengan Agama Berbeda

Temanku berbeda agama, tapi tidak apa-apa.

Jika Kamu Berteman dengan Agama Berbeda

Bagaimana sih mengelola pertemanan, apalagi jika berbeda agama? Jangan heran, jika tips-tips yang akan kami sajikan kali ini beda sangat dekat dengan kehidupan kita sendiri. Tentunya, teman kita tidak hanya yang satu agama saja, bukan.

Mungkin, sulit dijumpai orang yang hidup tanpa teman, dan berteman itu soalnya susah-susah gampang. Gampang, karena berteman soal kebutuhan manusia. Susah, karena tidak semua orang punya hobi, cita-cita, karakter, atau pendapat yang sama. Tapi, itulah kehidupan yang tak pernah diciptakan selalu seragam. Kata orang, perbedaan itu adalah anugerah. Jadi, kalau kita tidak mampu mengolah perbedaan itu, mungkin persahabatan Anda selalu menemukan banyak masalah.

Nah, memahami ini kayak seperti  anjuran Al-Qur’an dalam QS. Al-Hujurat: 13. jadi, mengasyikkan bukan?

  • Kurangi cara pandang kamu yang didasarkan pada latar belakang suku, bahasa atau agama. Misalnya dengan mengatakan, “Maklum, dia kan orang Jawa atau Batak, agama Islam atau Kristen”.
  • Hormati perbedaan pandangan hidup teman kamu. Yang mengasyikkan justru dengan mengenal perbedaan antara kamu dan sahabt kamu.
  • Cari kenal apa persamaan dan perbedaan pada teman baru kamu. Hal ini tentu berguna bagi kelanggengan pergaulan kamu.
  • Bersiaplah akan perbedaan yang bisa muncul secara tiba-tiba. Sebab, tidak smua hal dari teman kamu dapat terungkap. Kamu akan banyak menemukan hal-hal baru. mislanya saja anda tahu ternyata karakter teman kamu itu orang yang gampang marah atau sebaliknya, suka ngelucu.
  • Ajak teman kamu untuk mendiskusikan tentang kesuakaan dan kegemaran yang sama-sama kamu miliki. Hal itu bisa semakin membuat diri kamu semakin akrab. Dan setelah akrab, tentu kamu bisa mendiskusikan hal-hal yang disukai atau tidak, dan menemukan kesepahaman bersama.
  • Mudah memaafkan. Jika teman kamu telah menyinggung perasaan kamu secara tidak sengaja, ada baiknya kalau kamu memakluminya, dan kamu bisa mengungkapannya secara jujur. Kan, lebih baik daripada kamu nggrundel di belakang.
  • Jika ada slek atau cekcok, kamu juga bisa bicara dari hati ke hati di satu tempat yang memang menyimpan kenangan lama saat kamu berteman. [DP]