Kemarin aku ditanya orang bagaimana tindakan atau sikap terburu-buru dalam mengambil keputusan atau suatu tindakan? Aku menjawab :
عن أنس – رضي الله عنه – عن النبي – صلى الله عليه وسلم – أنه قال : ((التأنِّي من الله والعجلةُ من الشيطان))؛ رواه أبو يعلي
Nabi bersabda, “Perlahan-lahan itu dari Allah. Terburu-buru itu dari Setan”.
Imam al-Ghazali memberi komentar. Buru-buru itu bagus dalam lima hal :
إطعام الطعام إذا حضر الضيف
وتجهيز الميت إذا مات
وتزويج البكر إذا أدركت
وقضاء الدين إذا وجب
والتوبة من الذنب إذا أذنب
Pertama, memberi makan tamu
Kedua, mengurus jenaza
Ketiga, menikahkan gadis
Keempat, membayar utang
Kelima, taubat dari dosa
قال الغزالي:الأعمال ينبغي أن تكون بعد التَّبصرة والمعرفة، والتَّبصرة تحتاج إلى تأمُّل وتمهُّل، والعَجَلَة تمنع مِن ذلك، وعند الاستعجال يروِّج الشَّيطان شرَّه على الإنسان مِن حيث لا يدري
Al-Ghazli mengatakan:
“Melakukan/mengerjakan sesuatu hendaknya sesudah mengerti masalahnya. Ini memerlukan permenungan dan kesabaran. Terburu-buru itu memudahkan kesempatan setan untuk memasukkan keburukan kepada manusia tanpa diketahuinya”.
Apalagi jika itu merupakan kebijakan publik. Keburukan akan menimpa banyak orang.