Di bulan Ramadhan, tak jarang ada beberapa orang yang bangun kesiangan. Saat terbangun, mungkin saja waktunya sudah subuh atau sudah imsyak. Akibatnya, mereka pun berpuasa dengan tanpa melakukan makan sahur. Bagi mereka mungkin hal tersebut merupakan hal biasa dan sah-sah saja untuk dilakukan. Namun sebenarnya, ada beberapa keberkahan sahur yang hendaknya tidak dilewatkan begitu saja oleh umat Islam.
Lalu sebenarnya apa saja keberkahan yang terdapat di waktu sahur? Dalam bulan Ramadhan, makan sahur merupakan salah satu sunnah yang hendaknya dijalani oleh umat Islam. Sebagaimana disepakati oleh para ulama dan seperti yang dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim. Meskipun hanya dianggap sunnah, sebenarnya sahur memiliki berbagai keutamaan yang penuh berkah dan hendaknya tidak dilewatkan oleh umat Islam.
Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW, “_Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan._” (HR. Bukhari dan Muslim) Sebenarnya apa saja keberkahan makan sahur yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW? Pertama, makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengan ajaran Yahudi dan Nashrani. Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda, “Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Kemudian yang kedua, Allah dan para malaikat ternyata akan bersalawat kepada orang-orang yang melaksanakan makan sahur. Bahkan para malaikat akan mendoakan orang-orang yang makan sahur. Sangat istimewa sekali bukan? Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah SAW bersabda “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad)
Ketiga, Waktu makan sahur adalah waktu yang diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).
Keempat, yaitu karena untuk memenuhi perintah Rasulullah SAW sebagaimana diperintahkan dalam hadis-hadis yang telah disebutkan sebelumnya. Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat berikut, “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An Nisaa’: 80).
Selain itu Allah juga telah berfirman, “Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzab: 71).
Kemudian yang kelima, dengan makan sahur maka keadaan fisik akan lebih kuat dalam menjalani ibadah puasa. Sehingga berbeda dengan orang yang tidak makan sahur yang tidak mendapatkan pasokan energi yang cukup untuk berpuasa. Imam Nawawi RA sendiri pernah berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan dan menambah semangat orang yang berpuasa.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 206).
Oleh sebab itulah umat Islam sangat dianjurkan untuk melakukan makan sahur selama bulan Ramadhan. Pasalnya, makan sahur memiliki berbagai berkah tersendiri bagi umat Islam. Di antaranya yaitu merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengan ajaran Yahudi dan Nashrani, membuat Allah dan para malaikat bersalawat kepada orang-orang yang melaksanakan makan sahur, karena merupakan waktu turunnya Allah ke langit dunia, untuk memenuhi perintah Rasulullah SAW, dan untuk membuat keadaan fisik akan lebih kuat dalam menjalani puasa.
Wallahu a’lam.