James Hoesterey: NU Garis Lucu Itu Ibarat Angin Segar di Ruang Digital

James Hoesterey: NU Garis Lucu Itu Ibarat Angin Segar di Ruang Digital

Menurut Hoesterey, keberadaan akun @NUgarislucu di media sosial mampu menjadi alternatif bagi warganet yang ingin mengkonsumsi konten-konten renyah tetapi sekaligus kritis.

James Hoesterey: NU Garis Lucu Itu Ibarat Angin Segar di Ruang Digital

Antropolog dari Emory University Amerika, James Hoesterey (Aa Jim) mengatakan bahwa ruang digital di Indonesia membentangkan realitas yang menarik. Utamanya mengenai isu agama, mulai banyak akun-akun yang justru menghadirkan konten lucu untuk melawan ujaran kebencian.

“Makanya mending mancing moderasi daripada mancing emosi,” kata Aa Jim, menerangkan topik presentasi miliknya yang berjudul Mancing Moderasi di Ruang Digital; Peran Humor Menuju Islam Wasathiyah.

“Lalu yang menarik buat saya adalah hadirnya gerakan baru di ruang internet Indonesia. Tidak mencaci maki, tetapi melalui humor mereka justru mampu menghadirkan wacana Islam yang ramah, bukan marah-marah,” imbuhnya dalam konferensi internasional bertajuk “Religious Moderation and Its Current Dynamics” di Jakarta (27/07/2022).

Menurut Aa Jim, keberadaan akun @NUgarislucu di media sosial, misalnya, mampu menjadi alternatif bagi warganet yang ingin mengkonsumsi konten-konten renyah tetapi sekaligus kritis. Ini menjadi relevan karena ruang digital kita di masa sebelumnya penuh dengan ujaran-uajaran yang dapat memicu ketegangan sosial.

“Jadi NU Garis Lucu buat saya itu ibarat angin segar di ruang digital,” tegasnya.

Aa Jim lalu memberi contoh beberapa cuitan di internet yang menurutnya sejalan dengan nilai moderasi beragama di ruang media. Misalnya adalah kutipan berbunyi “Jangan sembarangan benci Yahudi, karena bisa jadi ia adalah penjaga NKRI.”

“Kutipan itu mungkin akan bermasalah jika berdiri sendiri. Tetapi NU Garis Lucu mampu memberi efek visual yang mengandung unsur komedi, yaitu foto tentara yang menggunakan seragam TNI dan di emblem nama ada keterangan Yahudi,” terang Aa Jim disambut tawa para hadirin.

Walau demikian, tidak semua konten lucu yang beredar di internet itu memiliki unsur ideologis.  “Terkadang konten lucu atau komedi itu tidak punya motivasi apa-apa. Tidak ada tujuan untuk mengubah pola pikir atau sudut pandang orang lain. Tapi dalam kenyataannya memang lucu sekali dan mungkin menghibur banyak orang,” pungkas Aa Jim.