Allah telah memberikan banyak nikmat kepada manusia agar dirinya menjadi orang yang bersyukur, bukan sebagai orang yang kufur. Sayangnya, manusia seringkali lupa, dirinya baru tersadar ketika nikmat itu hilang.
Berapa banyak kisah dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang orang yang kufur nikmat akhirnya hancur, binasa ditelan waktu. Misalnya, Qarun sebagai orang kaya yang berani melawan Nabi Musa terjatuh dalam kehancuran, hartanya sirna entah ke mana.
Imam Wahb berkata, nikmat yang paling besar terkategori menjadi tiga:
Pertama, nikmat Islam. Hal ini menjadikan nikmat yang lain menjadi lebih sempurna, tanpanya kehidupan manusia kurang bermakna. Orang Islam akan menikmati segala karunia yang telah diberikan saat di dunia sampai diakhirat kelak.
Kedua, Nikmat kesehatan. Kehidupan dunia akan terasa nyaman dan bermakna saat dirinya diberikan kesehatan jasmani dan rohani. Berapa banyak orang yang kaya materi namun diberikan ujian sakit sehingga ia tak merasakan kenikmatan dunia.
Ketiga, memiliki nikmat berupa banyaknya materi kekayaan. Sehebat apapun ilmu seseorang tetapi kurang secara materi maka akan diremehkan orang lain. Hal ini yang menjadi fenomena di masyarakat bahwa orang yang kaya materi akan lebih dihormati dan dimuliakan daripada yang lain.
Kenikmatan dunia baik berupa materi, kedudukan merupakan ujian bagi manusia, ia mampu mensyukuri nikmat itu dengan menggunakan sebaik-baiknya atau ia mengingkarinya dengan cara menghabiskan untuk hal-hal yang terlarang seperti untuk membeli minuman keras dan lainnya.