Apa sebenarnya yang dimaksud dengan keberkahan? Bagaimana mendapatkan keberkahan? Menurut Syaikh Mutawalli Sya’rawi keberkahan memberikan sesuatu yang lebih dari yang terlihat. Jika ada sepiring makanan dapat dimakan bersama oleh empat orang dan membuat mereka kenyang maka makanan tersebut mengandung keberkahan karena dapat memberikan lebih dari yang terlihat.
Misalnya, kita pergi membawa sepotong kain ke penjahit lalu mengukurnya dan mengatakan bahwa kain ini kurang setengah meter atau lebih sedikit untuk ukuran baju yang akan kita pakai. Tetapi setelah kainnya digunting ternyata cukup dan lebih untuk pakaian kita. Maka kain tersebut mengandung keberkahan.
Lalu bagaimana cara mendapatkan keberkahan? Tidak salah jika nabi Muhammad SAW bisa dijadikan sebagai contoh dalam hal ini. Tangan beliau penuh dengan keberkahan. Setiap kali beliau meletakkan tangannya di suatu makanan, maka makanan itu akan bertambah dan cukup bahkan lebih untuk dikonsumsi oleh orang banyak.
Setiap kali nabi Muhammad SAW mendoakan seseorang untuk diberikan rezeki yang berkah, maka rezeki orang yang didoakan tersebut akan bertambah dan dapat memenuhi segala kebutuhannya. Jika orang yang didoakan itu menanam pohon kurma maka di tahun yang sama pula ia akan memanen buahnya.
Suatu hari Rasulullah SAW pernah mengunjungi salah satu sahabatnya yang bernama Abu Talhah. Ketika Abu Talhah mendengar suara Rasulullah Saw, ia pergi menemui istrinya.
”Wahai Ummu Sulaim, Tadi aku mendengar suara Rasulullah yang bernada lemas, beliau pasti sedang lapar. Apakah ada sesuatu yang dapat kita berikan untuk beliau makan? Tanya Abu Talhah kepada istrinya.
“Ya, ada.” Jawabnya. Lalu ia mengeluarkan beberapa potong roti gandum dan mengambil kerudungnya untuk membungkus roti tersebut lalu mengutus anaknya, Anas bin Malik untuk memanggil Rasulullah SAW.
Tanpa berpikir panjang Anas bin Malik pun pergi menemui Rasulullah SAW yang saat itu sedang bersama puluhan orang. Setibanya Anas dihadapan Rasulullah, beliau langsung bertanya,” Apakah Abu Thalhah mengutusmu?” Anas menjawab, “Ya.”
Beliau bertanya lagi,“Engkau datang di sini untuk memanggil kami makan?” Anas menjawab, “Ya.” Maka Rasulullah Saw mengajak orang-orang yang saat itu sedang bersamanya untuk pergi di rumah Abu Talhah. Setibanya di rumah Abu Talhah, Anas memberitahunya bahwa Rasulullah bersama puluhan orang ingin makan di rumah.
Seketika itu, Abu Talhah datang menenui istrinya dan berkata,”Rasulullah Saw sudah datang membawa puluhan orang. Tetapi kita tidak punya apa-apa untuk dihidangkan.” Ummu Sulaim hanya menjawab,”Allah dan Rasulullah-Nya lebih tahu akan keadaan kita.”
Abu Talhah pun pergi menemui Rasulullah SAW dan memanggil beliau masuk bersama di rumah. Beliaupun memanggil Ummu Sulaim.“Wahai Ummu Sulaim kemarilah! Apa yang engkau miliki untuk dihidangkan? Ummu Sulaim langsung keluar membawa roti yang sudah disiapkan. “Bukalah!” pinta Rasulullah kepada Ummu Sulaim.
Ummu Sulaim membuka roti tersebut lalu membuatkan kuah untuk menghuahi rotinya agar terasa lezat. Setelah roti siap dihidangkan, beliau memanggil para sahabat untuk menyantapnya. Para sahabat pun mulai menyantapnya hingga kenyang. Padahal sahabat yang datang pada saat itu sekitar 70 sampai 80 orang. Hal itu tentu tidak terlepas dari keberkahan roti yang didoakan oleh Rasulullah SAW yang saat itu berdoa,”Ya Allah, atas kehendak-Mu jadikanlah ini masing-masing potongan roti ini cukup untuk sepuluh orang.” Rasulullah berdoa seperti itu setiap kali memanggil 10 orang sahabat untuk menyantap makanan lalu keluar dan mamanggil 10 sahabat lainnya. Begitulah seterusnya sampai semua sahabat mendapatkan bagian dan makan hingga kenyang.
Dari kisah di atas dapat disimpulkan bahwa keberkahan yang kita dapatkan tidak terlepas dari doa yang kita panjatkan. Dan terkabulnya doa kita tidak terlepas dari sikap dan perbuatan kita sehari-hari yang diridhai oleh Allah Swt. Salah satu contoh yang perbuatan yang diridhai dan dicintai oleh Allah adalah mensyukuri segala sesuatu yang didapatkan.
Kalau kita membaca sejarah Rasulullah, maka kita akan mendapati beliau sebagai sosok yang qanaah dan bersyukur sehingga beliau dicintai oleh Allah SWT sehingga apa yang didapatkannya mengandung keberkahan. Rasulullah SAW pernah bersabda,” Jika engkau tidak mampu membalas kebaikan orang lain maka doakanlah dia hingga engkau merasa bahwa engkau telah mensyukuri kebaikannya, karena sesungguhnya Allah SWT sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur, (HR. Abu Daud).” Allah SWT berfirman: Sungguh jika engkau bersyukur, maka sungguh aku akan menambahkan nikmatku untukmu, (Q.S. Ibrahim: 7).” Syukur adalah jalan untuk mendapatkan keberkahan.