Kafir memiliku banyak tafsir atau makna dan tidak tunggal. Berikut penjelasannya. Kufur atau Ka-fa-ra, menurut Ibnu Faris adalah kata yang terbentuk dari tiga huruf tersebut memiliki satu makna dasar, yaitu menutupi sesuatu.
Seorang petani dikatakan kafir atau bagian dari kuffar seperti pada firman Allah surat Al Hadid ayat 20 karena dia menutup benih dengan tanah.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur…” (QS. Al-Hadid ayat 20)
Menutupi nikmat dengan tidak mesyukurinya juga disebut kafir atau Kufur nikmat sebagaimana firman-Nya dalam surat Ibrahim ayat 7 dan Al-Anbiya’ ayat 94.
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهٖۚ وَإِنَّا لَهٗ كَاتِبُوْنَ ٩٤
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari (disia-siakan), dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya.”
Pada level yang tertinggi, Kufur yaitu menutupi hak Allah dan mengingkari keesaan-Nya, ajaran-Nya, dan para Nabi yang diutus oleh-Nya.
Menurut Al-Ashfahani, secara umum dan yang terbanyak, kata kufr dalam Al-Qur’an digunakan untuk pengertian keagamaan, yaitu tidak membenarkan atau meyakini ajaran yang dibawa oleh para Nabi secara pasti dan benar.
Pakar bahasa lainnya menyebutkan bahwa sejatinya Kufur itu terdiri dari empat macam, yaitu:
Pertama, kufr inkaar yaitu mengingkari Tuhan secara hati dan lisan, dalam artian tidak bertauhid sama sekali.
Kedua, kufr al juhud yaitu mengakui Allah dalam hatinya, tetapi ingkar secara lisan seperti yang dilakukan oleh Iblis dan Umayyah bin Abi Ash-Shult.
Ketiga, kufr al-mu’aanadah yaitu menerima dan mengakui secara hati dan lisan, tetapi enggan mengikuti karena faktor iri, dengki, dan permusuhan seperti yang dilakukan oleh Abu Jahal.
Keempat, kufr an-nifaaq yaitunya hatinya menolak tetapi lisannya mengakui.
Antonim Kufur adalah iman atau dari kata dasar amina.
Dalam lisaan al-‘Arab, kata amina digunakan untuk empat makna yaitu amanah, iman adalah lawannya kufur, membenarkan dan aman lawannya takut.
Dari dua term kufur dan iman dapat dikatakan bahwa keduanya merupakan dua hal yang bertentangan. Kufur sebagai tindakan yang negatif, sedangkan iman merupakan lambang hal yang positif.
Lebih lanjut, ciri orang yang beriman biasanya memberikan rasa keamanan kepada orang lain, lebih-lebih kepada sesama muslim. Seusai isyarat dari hadits Nabi:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه و يده
“Seorang muslim adalah yang memberikan keamanan bagi muslim yang lain baik dari lisan maupun tangannya” (HR. Muslim).
Lantas bagaimanakah dengan seorang yang mengaku muslim, tetapi malah menciptakan keresahan bagi orang lain (baik kepada orang muslim maupun orang kafir)?