Hidup di dunia ibarat sebuah kompetisi, ada yang akan menjadi pemenang, juga ada yang akan tersingkir dari pertandingan. Semua orang berusaha agar dirinya menjadi seorang pemenang dengan bekal ilmu dan persiapan yang matang.
Salah satu bekal agar amal seseorang menjadi berbobot dan berkualitas adalah dengan bertindak sesuai prosedur dengan menekankan akan pentingnya akhlak terhadap siapapun. Hal ini seperti dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Abi Darda’:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ ) رواه أبو داود
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Darda’, Nabi bersabda: tak ada sesuatu yang lebih berat di timbangan amal daripada budi pekerti yang baik. (HR. Abu Dawud).
Imam al-Munawi menjelaskan Hadis di atas bahwa orang yang berakhlak baik menempati derajat
orang yang ahli ibadah, siang hari berpuasa, malam hari selalu tahajud bahkan bisa melebihi hal itu. Alasannya adalah orang yang berakhlak baik akan selalu berusaha menahan dirinya agar tak berbuat sesuatu yang dilarang, sedangkan nafsu dalam dirinya selalu mengajak untuk berbuat yang terlarang. Dari sini ia berusaha melawan dirinya dari kejahatan nafsu dengan mengarahkan dirinya untuk berbuat baik kepada siapapun, walau kadang ia diperlakukan yang tidak baik oleh orang lain.
Dari sini, akhlak yang baik menjadi penentu kemuliaan seseorang, walaupun ia berasal dari keluarga sederhana, akan mampu mengalahkan keturunan raja. Yang diharapkan saat ini adalah peran orang yang pintar dan akhlaknya benar, bukan orang yang pintar tapi akhlaknya tak benar, karena ia akan membikin onar, sehingga masyarakat menjadi gempar.