Ibnu Mandzur: Ulama yang Terkenal karena Banyak Meringkas Kitab

Ibnu Mandzur: Ulama yang Terkenal karena Banyak Meringkas Kitab

Siapakah Ibnu Mandzur?

Ibnu Mandzur: Ulama yang Terkenal karena Banyak Meringkas Kitab

Ibnu Mandzur adalah seorang ulama dan sarjana besar muslim yang terkenal dengan kepakarannya dalam bidang pembukuan tata bahasa dan linguistik arab. Karya monumentalnya yang paling dikenang adalah Lisanul ‘Arab sebuah kitab kamus bahasa Arab klasik yang dipercaya sebagai kamus klasik paling komprehensif.

Dilahirkan pada bulan Muharram tahun 630 H, Ibnu Manzur mempunyai nama asli Muhammad bin Mukarram bin Ali bin Mandzur al-Anshary. Dari jalur ini, Ibnu mandzur masih bersambung nasabnya dengan salah satu sahabat Nabi Ruwaifi’ bin Tsabit al-Anshari. Ia dilahirkan di Negara Tunisia, Afrika. Pendapat lain mengatakan beliau lahir dan besar di Mesir.

Ibnu Hajar mencatat, Ibnu Mandzur pernah berguru pada sejumlah ulama besar di masanya Di antaranya adalah Murtadho Ibnu Hatim, Abdurrahim ibnu Thufail, Yusuf bin Mukhaili, Ali al-Muqayyir al-Baghdadi.

Semenjak remaja ia telah memiliki malakah atau kemampuan naluri kesusastraan luar biasa yang tertanam dalam dirinya. Ia banyak belajar dan mengenal syair-syair Arab dari guru-gurunya tersebut. Tak heran jika dari pena dan kitabnya telah melahirkan banyak sekali kitab dan syair indah.

Ia pun dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dalam meringkas berbagai karya penting berbahasa Arab. Karya-karya yang begitu tebal ia tulis ulang dalam bentuk yang ringkas. Ia menganggap tidak semua orang sanggup dan mau membaca karya-karya yang tebal. Oleh sebab itu ia sering menulis ulang karya penting tersebut dalam bentuk yang ringkas, atau mungkin bisa disebut sebagai buku sinopsis.

Al-Shafadi menulis:

لا أعرف في الأدب كتاباً مطولاً إلا وقد اختصره

“Belum pernah aku menemukan sebuah kitab sastra Arab yang begitu tebal, kecuali telah diringkas oleh Ibnu Mandzur”

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam al-Durar al-Kaminah juga menulis:

وكان -ابن منظور- مغرى باختصار كتب الأدب المطولة… وكان لا يمل من ذلك

“Ibnu Mandzur sangat gemar untuk meringkas kitab-kitab tebal. Dan ia tidak bosan untuk terus melakukan aktivitas tersebut”

Lebih lanjut, Ibnu Hajar juga menceritakan kesaksian putra dari Ibnu Mandzur:

“وأخبرني ولده قطب الدين أنه ترك بخطه خمسمائة مجلدة، قال: ولم يزل يكتب إلى أن أضر وعمي في آخر عمره رحمه الله تعالى

“Putra dari Ibnu Mandzur; Quthbuddin pernah bercerita bahwa sang ayah meninggalkan karya ringkasan hasil tulisannya sendiri berjumlah 500 Jilid. Ia selalu tekun menulis hingga akhir hayatnya, diceritakan di penghujung kehidupannya sang ayah mengalami sebuah penyakit kebutaan”

Di antara karya penting yang telah ia tulis sinopsis atau ringkasannya adalah Mukhtashar al-Aghani sebuah ringkasan dari kitab kompilasi lagu dan syair arab klasik karya al-Ashfahani. Dalam kajian sejarah, Ibnu Mandzur juga telah meringkas dua karya babon sejarah Arab: Tarikh Baghdad karya Khatib al-Baghdadi dan Tarikh DImasyq karya Ibnu Asakir. Ia juga meringkas Mufradat Al-Adwiyah, sebuah buku ensiklopedia obat-obatan, nutrisi, dan farmasi karya Ibn Al-Baithar, kitab Mukhtashar Al-Hayawan ensiklopedia binatang beserta watak, sifat, dan kegunaannya karya Al-Jahiz, dan beberapa karya ringkasan lain.

Jasa dan banyaknya karyanya dalam bentuk ikhtisar memotivasi para ulama setelahnya untuk banyak menulis karya dalam bentuk dan format serupa. Hal tersebut membuat khazanah intelektual muslim semakin semarak dengan karya. (AN)