Dunia intelektual Islam memiliki dua tokoh ternama yang memiliki nama sama, Ibnu Arabi. Ibnu Arabi yang pertama adalah Syaikhul Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi. Ibnu Arabi yang pertama ini tanpa awalan al, dan terkenal dengan gagasan tasawuf falsafinya yaitu wahdatul wujud. Sedangkan yang satunya lagi adalah Ibnu al-Arabi, yang namanya ada awalannya “al”, ia merupakan seorang ahli tafsir dari Sevilla.
Walaupun keduanya sama-sama mempunyai karangan dalam bidang tafsir, namun Ibnu al-Arabi dengan awalan “al” lebih dikenal dengan ahli tafsir yang muncul dari barat dunia Islam. Adapun Ibnu Arabi yang yang tanpa awalan al adalah tokoh besar tasawuf dalam Islam, dengan karangannya yang sangat fenomenal yaitu Fushush al-Hikam.
Sedangkan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Ibnu Arabi sang mufassir. Beliau adalah salah satu ahli tafsir yang muncul dari dunia Islam Barat. Lahir pada tahun 468 H di Isybiliyyah, atau saat ini terkenal dengan nama Sevilla. Ibnu al-Arabi mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Ma’arifi al-Isybili al-Andalusi.
Sejak kecil, Ibnu al-Arabi terdidik dalam lingkungan intelektual yang mendalami bidang fikih dan qira’at, karena ayahnya yaitu Abdullah bin Muhammad adalah seorang ulama besar spesialis hukum fikih di Sevilla sekaligus murid dari Ibn Hazm.
Ibnu al-Arabi tercatat pernah melakukan rihlah ilmiah ke berbagai wilayah seperti Mekkah, Baghdad, Syam, dan Mesir untuk mendalami berbagai disiplin ilmu Islam, seperti fikih, ushul, hadis dan tafsir kepada ulama-ulama besar di wilayah tersebut.
Ibnu al-Arabi juga merupakan ulama yang mengikuti pandangan ahlus sunnah wal jamaah, dan pengikut madzhab Maliki. Ibnu al-Arabi tercatat pernah berguru kepada Imam al-Ghazali, Abu Bakar al-Syasyi, dan Abu Zakariya al-Tibrizi.
Selain itu, beliau juga pernah menimba ilmu kepada Abu Abdillah bin Manzur ketika masih di Andalusia, Tirad bin Muhammad al-Zaini ketika berada di Baghdad, Nasr bin Ibrahim al-Maqdisi ketika berada di Damaskus, Husain bin Ali al-Tabari ketika di Mekkah, Qadhi Abi al-Hasan al-Khila’i ketika di Mesir dan Abi Abdillah Muhammad bin I’tab ketika di Cordoba.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah tafsir Ahkam Al-Quran yang disusun pada tahun 503 H. Seperti namanya, tafsir karya Ibnu al-Arabi merupakan kitab tafsir yang memusatkan perhatiannya kepada ayat-ayat yang mengandung muatan hukum-hukum Islam. Kitab ini juga dipandang sebagai kitab induk dalam kajian tafsir ayat-ayat hukum dalam fiqh Maliki.
Orientasi fikih Maliki sangat kental dalam penafsiran yang dilakukan oleh Ibnu al-Arabi, termasuk fanatisme madzhab yang cukup jelas, dengan ditampilkannya kritik terhadap pemikiran di luar fikih Maliki. Untuk hal ini, dalam menguatkan pendapatnya, Ibnu al-Arabi mendasarkan diri pada aspek kebahasaan dan persediaan riwayat.
Salah satu ciri khas tafsir Ahkam Al-Quran adalah dengan menyebutkan ayat-ayat yang bermuatan hukum, pada setiap surat yang ada di Al-Qur’an, dan menyebutkan jumlah permasalahan yang ada pada setiap ayat, kemudian baru menafsirkannya.
Keberhasilan Ibnu al-Arabi dalam karir intelektualnya telah melahirkan beberapa tokoh terkemuka dalam Islam, di antaranya adalah Abdul Khalik bin al-Yusafi, Ahmad bin Khalf al-Isybili, Hasan Ali al-Qurtubi, Abu al-Qasim Abd al-Rahman al-Suhaili, dan lain sebagainya. Adapun murid Ibnu al-Arabi yang populer adalah Qadi Iyadh penulis kitab al-Syifa’ dan seorang filosof islam yaitu Ibnu Rusyd.
Ibnu al-Arabi meninggal tahun 543 H bulan Rabi’ul Awwal di Maragaz dan dimakamkan di kota Fez, Maroko. Ibnu al-Arabi meninggalkan beberapa karya dalam berbagai bidang keilmuan Islam, diantara karya-karya beliau di bidang tafsir dan ilmu Al-Quran adalah tafsir Ahkam al-Qur’an, Anwar al-Fajr fi Tafsir al-Qur’an, Qonun al-Ta’wil, al-Muqtabas fi al-Qira’at. Dalam bidang hadis ada kitab Aridat al-Ahwazi Syarh Tirmidzi, dalam teologi ada kitab al-Awasim min al-Qawasim, Risalah al-Ghurroh, dalam fiqh ada kitab al-Masalik ala Muwatta’ Malik, adapun dalam bidang nahwu dan sejarah Ibnu al-Arabi menulis kitab Mulji’ah al-Mutafaqqihin ila Ma’rifat Gawamid al-Nahwiyin wa Lughawiyin, A’yan Al’ayan, Tartib Rihlah li al-Targib fi al-Millah.
Secara umum kitab tafsir karya Ibnu al-Arabi merupakan kitab tafsir yang cukup cermat dalam memberikan argumentasi fikih. Bahkan kitab-kitab tafsir yang muncul dari Barat dunia Islam banyak yang merujuk kepada karya Ibnu al-Arabi, salah satunya adalah kitab tafsir al-Qurtubi.
Wallahu A’lam.