Dalam sebuah video singkat di YouTube, Gus Dur menceritakan momen-momen pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, pada tahun 2001. Gus Dur memang dikenal sering melawat ke luar negeri, demi menggalang dukungan kedaulatan Indonesia yang terancam disintegrasi seiring Reformasi 1998.
Sang pembawa acara, Jaya Suprana mengatakan, pertemuan Gus Dur dan Bill Clinton dijadwalkan selama 30 menit. Namun, karena asyik mengobrol, Gus Dur dan Bill Clinton berbincang sampai 90 menit, alias satu setengah jam. Sampai dihentikan oleh protokol Kepresidenan Amerika Serikat. Saat Jaya Suprana bertanya “Apa saja yang diobrolkan, Gus? Kok bisa sampai sepanjang itu?”, Gus Dur menjawab enteng seperti biasanya: “Padha presidene!” alias “Sama-sama presidennya!” disambut derai tawa penonton.
Dari pertemuan Gus Dur dan Clinton, terdapat sebuah foto yang beredar ketika Presiden Clinton memegang paha Gus Dur sambil keduanya tertawa terbahak-bahak. Jaya Suprana menanyakan perihal foto tersebut, dan cerita di baliknya. Bukan Gus Dur namanya kalau tidak melemparkan humor.
Gus Dur menerangkan, bahwa beliau bercerita kepada Clinton tentang humor Winston Churchill dan Clement Atlee. Clement Atlee adalah Perdana Menteri Inggris tahun 1945-1951 pasca Perang Dunia kedua. Saat itu, kebijakan Atlee berfokus kepada pemulihan ekonomi Inggris dengan kebijakan nasionalisasi perusahaan-perusahaan besar Inggris.
Suatu hari, lanjut Gus Dur, Clement Atlee sedang buang air kecil di kmar mandi gedung parlemen Inggris. Sejurus kemudian, Winston Churchill datang ke kamar mandi, ingin buang air juga. Churchill mengambil posisi di sebelah Atlee.
Ketika Churchill tiba-tiba datang, spontan Atlee menengok ke arah Churchill. Mereka saling bertatapan muka. Kemudian Churchill berkata kepada Atlee dengan ketus: “Anda jangan lihat-lihat ke arah saya, ya!”
“Loh, kenapa?” Tanya Atlee.
Churchill menjawab: “Soalnya Anda suka menasionalisasi barang yang besar-besar!”
Begitulah Gus Dur, sekelas Presiden Amerika Serikat pun bisa beliau buat tertawa terbahak-bahak.