Kaisar Hongwu, pendiri dinasti Ming di Tiongkok pernah memuji Islam dan Nabi Muhammad saw dalam puisinya. Dalam naskah yang dikenal dengan The Hundred-eulogy Eulogy atau dalam bahasa Cina disebut baizizan, Hongwu menulis puisi-pujian dalam 100 karakter untuk Nabi Muhammad dan Islam.
Diantara ratusan pidatonya pidatonya, pujiannya atas Islam dan Nabi Muhammad saw menjadi menjadi salah satu contoh paling unik tentang penyebaran Islam selama abad pertengahan, utamanya di negeri Tiongkok. Berikut adalah puisinya :
“Sejak penciptaan alam semesta, Allah telah menunjuknya sebagai pemimpin keyakinan yang agung, Dari Barat ia lahir, Menerima Kitab Suci, Buku dari tiga puluh bagian (Juz), Untuk memandu semua ciptaan, Tuan dari semua Penguasa, Pemimpin di antara orang-orang yang suci, Dengan dukungan dari langit, Untuk melindungi umat-Nya, Yang mengerjakan ibadah lima waktu, Dalam diam berharap perdamaian, Hatinya terpaut ke Allah, Memberi kekuatan masyarakat miskin, Menyelamatkan mereka dari malapetaka, Membawa kegelapan menuju cahaya, Mengajak jiwa dan ruh menjauhi kesalahan, Sebuah rahmat bagi semesta alam, Meninggalkan ketertinggalan menuju keagungan, Menaklukkan segala kejahatan, Agama-Nya murni dan benar, Muhammad Sang Agung dan Mulia
Saat ini, beberapa salinan puisi tersebut dipajang di masjid Nanjing, Cina. Ini mengingatkan betapa pentingnya pengaruh Islam di Cina pada awal Dinasti Ming. Puisi diatas ditulis oleh Kaisar pada pertengahan 1300-an.
Kaisar Hongwu memerintah dari 1368 hingga 1398. Lahir dengan nama Zhu Yuanzhang, Kaisar Hongwu naik ke tampuk kekuasaan berhasil mengakhiri kekuasaan Dinasti Yuan. Ia menetapkan menjadikan kota Yuan kuno, Khanbaliq, sebagai ibu kota baru kekaisaran. Khanbaliq sekarang dikenal nama Beijing.
Dalam sejarah Tiongkok, Zhu Yuanzhang adalah satu dari dua kaisar yang berasal dari golongan rakyat jelata. Nama yang satunya adalah adalah Liu Bang atau Kaisar Han Gaozu, pendiri Dinasti Han. Pada masa mudanya. Hongwu dikenal sebagai sebagai penggembala sapi.
Orang tua dan suadara-saudaranya meninggal karena wabah penyakit menyerang desanya. Kemudian ia menjadi biksu di Kuil Huangjue hanya untuk menyambung hidup di tengah bencana kelaparan kala itu. Di biara itulah ia mulai belajar membaca dan menulis. Namun kesengsaraan menimpanya lagi ketika biara tersebut ditutup karena kekurangan dana. Jadilah Hongwu sebagai pengemis.
Dalam sebuah tulisan di laman themuslimvibe disebutkan bahwa pemerintahan Kaisar Hongwu sangat revolusioner dalam banyak hal. Diantaranya adalah pertumbuhan di sektor pertanian, mengurangi pajak, menindak korupsi, dan menetapkan undang-undang baru yang melindungi hak-hak petani. Dia juga secara juga khusus melarang perbudakan, dan mendistribusikan kembali tanah yang dimiliki oleh para bangsawan ke tingkat masyarakat yang lebih miskin. Kaisar Hongwu turut andil dalam membangun masjid di Xijing Nanjing, Yunnan, Fujian, dan Guangdong di wilayah selatan Cina.