Sebagai nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT, Nabi Muhammad memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki orang-orang selainya, sehingga ia dijuliki basyr laisa kal al-basyr (manusia yang tidak seperti manusia lainya). Beberapa keistimewaan yang dimilikinya ialah mujizat seperti Al-Qur’an, sifat-sifat kenabian yaitu Shidiq, tabligh, amanah, dan fathonah, dan yang tidak kalah pentingnya ialah akhlak terpuji.
Akhlak tepuji tidak serta merta nabi Muhammad dapatkan ketika diangkat menjadi nabi dan rasul, akan tetapi, nabi Muhammad sudah memiliki akhlak terpuji dari waktu ia masih kanak-kanak. Salah satu pekerjan yang membuat nabi Muhammad mempunyai akhlak terpuji ialah mengembala kambing.
Di bawah asuhan pamanya Abu Thalib, nabi Muhammad kecil membantu pamanya dengan menggembala kambing, bahkan, nabi-nabi sebelumnya juga penggembala, hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhori :
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ (رواه البخاري)
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melaikan dia mengembalalan kambing.” Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau juga?” Maka nabi Muhammad menjawab, “Ya, aku pun mengembalakanya dengan upah beberapa qirat (keping dinar) milik penduduk Makkah.” (H.R Bukhori)
Imam Badruddin al-Aini mengatakan dalam karanganya, Umdatul Qori syarh Shohih al-Bukhori, bahwa Nabi Muhammad mengakui dirinya pernah mengembalakan kambing untuk menunjukan kerendahan dirinya di hadapan Allah, dan mendorong umatnya agar selalu mempunyai sifat tawadhu dan menjauhi sifat sombong.
Selain untuk mendapatkan upah, ada beberapa hikmah tersembunyi di balik Nabi Muhammad mengembala. Imam Ibnu Hajar al-Asqolani berpendapat, hikmah para nabi mengembala adalah untuk persiapan mereka sebelum memimpin umatnya, dari pengalaman mengembala, para nabi belajar perbedaan dari satu kambing dengan kambing lainya, sehingga para nabi bisa siap menghadapi perbedaan pada umatnya.
Pengarang kitab Nurul Yaqin, syekh Muhammad al-Hudhori Beik mengatakan, apabila manusia mengembala hewan ternak paling lemah di antara hewan ternak lainya, yaitu kambing, maka manusia akan mendapatkan rasa kasih sayang di dalam hatinya, karena kesabaranya sudah terlatih dari mengembala.
Sedangkan Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi mengatakan, pekerjaan mengembala kambing melatih nabi Muhammad untuk memperoleh rezeki dari usahanya, bukan mengambil kesempatan dalam berdakwah dan meminta kepada oaring-orang sehingga dakwah yang nabi Muhammad jalankan dengan ikhlas karena Allah Swt, dan dengan mengembala kambing, nabi Muhammad diajarkan untuk bekerja keras dan mengabdi kepada masyarakat sekitar dengan mengembala kambing-kambing milik mereka.
Wallahu A’lam.