Dalam literatur sejarah diceritakan jika Nabi melakukan beberapa kali peperangan saat berdakwah. Bukankah perang merupakan sesuatu yang tidak baik?
Ustadz Quraish Shihab menjelaskan, pada prinsipnya agama Islam mendambakan kedamaian. Bahkan jika ditilik dari nama, “Islam” berarti “damai”.
Yang sering tertinggal dari cerita peperangan Nabi adalah konteks tujuan perang tersebut. Perjuangan Nabi dalam berperang adalah untuk melawan para pelanggar hak-hak kemanusiaan, mencegah kejahatan, dan memutus rantai ketidakadilan.
Seseorang seringkali mengutip salah satu ayat Alqur’an yang menyeru untuk melakukan peperangan.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Ayat diatas hendaklah kembali dilihat penafsirannya sesuai konteks masa kini. Di sisi lain Alqur’an juga lebih banyak menyebutkan ayat yang menjelaskan tentang menebar kebaikan, toleransi, dan kedamaian dibanding seruan untuk berperang.
Sejarah bercerita, tak jarang saat Nabi telah berada di medan perang namun peperangan urung dilakukan. Hal ini lantaran negosiasi damai yang berhasil dilakukan Nabi dengan lawan. Ini bisa sebagai bukti jika Nabi melakukan perang bukan semata karena nafsu kekerasan.
Oleh karena itu pula dalam etika Islam, dilarang memerangi lawan yang telah menyerah, menghancurkan tempat ibadah, membunuh anak kecil, wanita, dan orang lanjut usia, juga keharusan untuk memperlakukan tawanan dengan baik sesuai haknya. “Karena Nabi tidak memerangi manusia, namun memerangi perilakunya”, papar Profesor kelahiran Sulawesi Selatan tersebut.
Nabi berjuang dengan berbagai cara, salah satunya lewat peperangan. Namun ini memiliki tujuan yang lebih besar dan pada akhirnya kembali kepada tujuan awal Islam, yakni kedamaian.