Gus Baha Ingin Cari Malaikat yang Somasi Allah karena Ciptakan Manusia

Gus Baha Ingin Cari Malaikat yang Somasi Allah karena Ciptakan Manusia

Gus Baha Ingin Cari Malaikat yang Somasi Allah karena Ciptakan Manusia

K.H Bahauddin Nursalim memiliki keinginan saat di akhirat kelak untuk mencari malaikat yang pernah protes dan ‘somasi’ Allah.

Guyonan reflektif yang menggelitik nalar itu disampaikan saat memberikan tausiyah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan ulang tahun ke-20 Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) di Pondok Pesantren Bait al-Quran, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada 28 September 2024.

Dengan gaya khasnya, beliau mengungkapkan keinginannya di akhirat nanti, yakni mencari malaikat yang pernah “somasi” Allah SWT karena keputusan-Nya menciptakan manusia.

“Saya nanti kalau di akhirat ingin cari malaikat yang somasi Allah karena menciptakan manusia ini,” ungkap Gus Baha.

Pernyataan ini mengacu pada dialog antara Allah SWT dan para malaikat saat penciptaan Nabi Adam AS. Malaikat-malaikat itu, kata Gus Baha, sempat mempertanyakan keputusan Allah karena berprasangka bahwa manusia hanya akan merusak bumi dan menumpahkan darah.

“Malaikat ini tidak tahu kalau suatu saat nanti di dunia ada PSQ (Pusat Studi Al-Quran),” sentil Gus Baha.

Ia menirukan ucapan malaikat kepada Allah dengan gaya yang jenaka dan imaginatif, “Tolong gusti, keputusan Engkau bikin manusia itu dievaluasi lagi. Semua manusia itu distatuskan merusak dan menumpahkan darah.”

Menurut Gus Baha, para malaikat itu jelas tidak memiliki gambaran tentang manusia-manusia yang menekuni tafsir Al-Qur’an dan berkontribusi pada kebaikan di dunia.

Dalam pandangan Gus Baha, malaikat yang memberikan “somasi” tersebut bukan dari kalangan malaikat agung seperti Jibril, Mikail, atau Izrail, melainkan dari golongan malaikat biasa.

“Kata Imam al-Qurthubi ini bukan akabirul malaikat, tidak Jibril, tidak Mikail, tidak Izrail, tapi awamul malaikah, jadi bukan malaikat papan atas,” jelasnya sambil berkelakar.

Hal ini, menurut Gus Baha, menunjukkan bahwa malaikat-malaikat tersebut tidak memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang potensi kebaikan manusia di bumi.

Lebih lanjut, Gus Baha menyoroti bagaimana malaikat tersebut mengucapkan tasbih, menyucikan Allah, namun tetap mengajukan evaluasi terhadap keputusan-Nya. “Kami mentasbihkan engkau,” kata malaikat.

“Ini kan aneh, kalau mentasbihkan, kan, artinya seluruh keputusan Allah itu baik, gak perlu dievaluasi,” ujar Gus Baha, menyoroti kontradiksi dalam pernyataan malaikat.

“Malaikat ini unik, dia bilang, ‘saya mentasbihkan Engkau, tapi ini tolong dipertimbangkan,’ ini kan, aneh, ini,” tambahnya dengan nada humoris.

Menurut Gus Baha, manusia memiliki potensi luar biasa untuk melakukan kebaikan, seperti yang terbukti melalui keberadaan lembaga-lembaga yang menekuni tafsir Al-Qur’an seperti PSQ.

Kritik malaikat tentang manusia sebagai perusak dan penumpah darah tidak sepenuhnya benar, karena ada sisi kebaikan dan kebajikan yang dapat dihasilkan oleh manusia di dunia.

Dengan cara jenaka namun penuh makna, Gus Baha mengingatkan kita untuk tidak berprasangka buruk terhadap keputusan Allah SWT, dan untuk selalu percaya bahwa dalam setiap penciptaan-Nya terdapat hikmah yang mendalam.

(AN)