Guru di Indonesia Memiliki Opini Intoleran dan Radikal

Guru di Indonesia Memiliki Opini Intoleran dan Radikal

Survei PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan bahwa guru-guru di Indonesia ternyata memiliki opini intoleran dan radikal

Guru di Indonesia Memiliki Opini Intoleran dan Radikal

Sebanyak 63.07% Guru di Indonesia, mulai dari TK/RA hingga SMA/MA, memiliki opini intoleran berdasarkan IAT (Implicit Association Test), sedang berdasarkan kuisioner ditemukan 56.90% guru yang memiliki opini intoleran.

Angka tersebut adalah hasil temuan survey PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Convey Indonesia.

Dr. Yunita Faela Nisa, peneliti PPIM UIN Jakarta, menuturkan bahwa survey ini dilakukan kepada guru di Indonesia, mulai TK/RA hingga SMA/MA, dengan total 2.237 guru.

Saiful Umam, Ph.D, Direktur PPIM menyatakan bahwa walaupun dua alat akur tersebut menunjukkan hasil yang berbeda, namun keduanya sudah berada di atas 50%.

“Bahkan 13% guru setuju penyerangan terhadap polisi yang menangkap para pejuang Islam,” tuturnya dalam Launching Hasil Survei PPIM di La Meridien Hotel Jakarta (18/10).

Saiful menambahkan bahwa hasil tersebut, salah satunya, dipengaruhi oleh minimnya interaksi guru dengan kelompok yang hiterogen, karena hasil temuan survei tersebut menunjukkan bahwa, guru madrasah lebih intoleran dari pada guru sekolah.

“Guru madrasah tersebut hanya berinteraksi dengan kelompok yang homogen,” tambahnya.