Ibnu Khaldun, dalam Buku Muqaddimah, menguraikan tentang jatuhnya peradaban besar, seperti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Dalam riset Ibnu Khaldun, jatuhnya sebuah bangsa faktor utamanya disebabkan oleh korupsi.
Korupsi dipicu karena para pejabat negara hidup bermewah-mewahan, yang kemudian membiayai hidup mewah itu dengan jalan korupsi.
Korupsi inilah yang menjadi pangkal kebobrokan moral sebuah bangsa. Tidak ada lagi kesetiaan pada konsensus bersama (Ashobiyah) atau konstitusi, kesetiaan pejabat negara hanya pada uang..
Lebih jauh, dalam buku Muqaddimah itu. Ibnu Khaldun mencandra bahwa tanda-tanda sebuah pemerintahan yang korup adalah ketika pemerintah mengutamakan proyek pembangunan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, seperti membangun gedung-gedung yang megah, jatau alan-jalan infrastruktur yang bagus.
Dalam bahasa Ibnu Khaldun, pemerintah lebih sibuk mempercantik negara, tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dasar rakyatnya.
Lebih jauh, mentalitas pejabat negara yang korup itu merusak karakter sebuah bangsa dan juga agamanya. Tidak ada lagi spirit etika moral untuk mengabdikan diri memenuhi kebutuhan rakyat.
Moralitas korupsi membuat kebenaran tidak lagi diputuskan oleh palu hakim yang adil, tetapi ditentukan oleh uang suap atau sogokan.
Saat kemewahan dan korupsi merajalela, , menjadi sinyal bagi akyat nmerasa cemas dengan masa depan bangsanya, demikian petuah Ibnu Khaldun.
Artinya, ketika korupsi dipamerkan secara terang-terangan adalah sinyal bagi rakyat untuk berteriak keras memperingatkan para elit negara bahwa perilaku mereka salah.
Rakyat atau masyarakat sipil harus bergerak menggalang kekuatan untuk menyelamatkan masa depan bangsanya dari kehancuran.
Tesis utama dari Ibnu Khaldun adalah bahwa semua peradaban-peradaban besar hancur lebur karena korupsi, integritas para pejabat dapat dibeli dengan uang, hukum tumpul
Buku Muqaddimah ini adalah salah satu mahakarya penting dalam membaca sejarah peradaban dunia yang sekaligus menjadi bacaan favorit Mark Zuckerberg, founder Facebook.