Deklarasi Yenny Wahid untuk Jokowi-Maruf dalam Pilpres 2019 membuat media sosial menjadi riuh. Hal ini juga menjawab pertanyaan publik tentang sosok Yenny Wahid dan dukungan politiknya yang sempat ramai beberapa hari ini. Namun, satu hal yang juga membuat publik bertanya adalah, apakah GUSDURian–sebutan untuk pecinta Gus Dur, memang benar-benar berpolitik praktis dan terwakili lewat deklarasi Yenny Wahid?
Kebingungan inilah yang agaknya membuat komedian Ernest Prakasa angkat bicara di akun twitternya @ernestprakasa. Menurut komedian yang kerap mengisahkan kehidupan Tionghoa dengan pelbagai kelucuannya itu menyebut bahwa keduanya merupakan hal berbeda.
Mbak Yenny Wahid memang deklarasi dukung Jokowi, tp bbrp media menulis “Gusdurian” yg dukung Jokowi, pdhl setau gw sih @GUSDURians itu netral, tidak berpolitik. Biar ga salah paham aja 🙏😊.
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) September 26, 2018
“Mbak Yenny Wahid memang deklarasi dukung Jokowi, tp bbrp media menulis “Gusdurian” yg dukung Jokowi, pdhl setau gw sih @GUSDURians itu netral, tidak berpolitik. Biar ga salah paham aja ??
Bagi Ernest, GUSDURian dan Barikade Gus Dur yang dinahkodai Yenny Wahid adalah dua hal berbeda, dengan dua model gerakan yang berbeda pula. GUSDURian tidak berpolitik alias netral. Sedangkan Barikade Gus Dur memang memilih jalur politik dan hari ini (26/9) deklarasi dukungan ke Jokowi-Maruf.
Hal itu dikonfirmasi oleh Jaringan Gusdurian melalui akun resmi mereka @GUSDURians:
“Diksi media tidak tepat. Yang mendukung adalah para Barisan Kader (Barikade) Gus Dur di bawah Mbak Yenny. Bukan GUSDURian sebagai jaringan,” cuit @GUSDURians ketika ada yang screnshoot media yang mengatakan Gusdurian Dukung Jokowi di Pilpres 2019.
Ernest pun mengutip cuitan itu seraya memberikan tambahan informasi tentang bedanya Barikade Gus Dur dan Gusdurian.
“Klarifikasinya nih tuips. Ada Barikade Gusdur, ada Gusdurian. Yg satu politik, yg satu murni gerakan sosial,” cuitnya.
Klarifikasinya nih tuips. Ada Barikade Gusdur, ada Gusdurian. Yg satu politik, yg satu murni gerakan sosial. https://t.co/TQV8BEpZws
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) September 26, 2018
Gusdurian sendiri, mengutip dari situs resmi Gusdurian.net adalah sebutan untuk para murid, pengagum, dan penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Para GUSDURian mendalami pemikiran Gus Dur, meneladani karakter dan prinsip nilainya, dan berupaya untuk meneruskan perjuangan yang telah dirintis dan dikembangkan oleh Gus Dur sesuai dengan konteks tantangan zaman.
Namun, para Gusdurian yang tergabung dalam Jaringan GUSDURian memilih untuk bekerja bersama masyarakat dan tidak ikut-ikut politik elektoral. Sedangkan Barisan Kader (BARIKADE) Gus Dur memilih berjuang di gerakan politik.
“Kalau jaringan @GUSDURians tetap tidak berpolitik praktis. Kami fokus pada memastikan kehidupan berbangsa memihak pada rakyat,” papar Alissa Wahid, Kordinator Jaringan GUSDURian.
Ini yang benar ya, twips: barisan Kader Gus Dur sbg gerakan politik memilih bersama pak Jokowi & kyai Ma'ruf Amin.
Kalau jaringan @GUSDURians tetap tidak berpolitik praktis. Kami fokus pada memastikan kehidupan berbangsa memihak pada rakyat. https://t.co/Qm92atzxKZ
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) September 26, 2018
Jadi, antara Jaringan GUSDURian dengan Barikade Gus Dur itu berbeda. Meskipun sama-sama yang memakai Gus Dur tapi gerakannya berbeda, yang satu berpolitik dan satunya gerakan sosial. Sudah jelas, bukan? Jangan keliru lagi ya.