Kabar duka menyelimuti keluarga besar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan istrinya Atalia Praratya. Sejak kabar hilangnya sang buah hati, Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa disapa Eril, yang hanyut terseret arus saat berenang di Sungai Aere, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022 lalu, pencarian terus dilakukan oleh Polisi maritim dan tim SAR.
Sampai hari ini, setelah lebih dari sepekan pencarian, Eril belum juga ditemukan. Dikabarkan pihak keluarga Ridwan Kamil telah berkonsultasi dengan MUI mengenai status Eril secara syariat dan menyatakan Eril telah wafat syahid karena tenggelam.
Dilansir dari NU Online, MUI Provinsi Jawa Barat mengimbau kepada seluruh masyarakat muslim untuk menggelar shalat ghaib atas almarhum Emmeril Kahn Mumtadz, pada hari Jumat 3 Juni 2022, di setiap Masjjid/Mushalla sebelum atau sesudah shalat Jum’at. Imbauan itu tertuang dalam surat edaran MUI Jawa Barat. Selain itu, dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa pencarian ananda Eril akan terus dilakukan dengan mengubah status pencarian, dari missing person (orang hilang) menjadi drowned person (orang tenggelam).
Lantas bagaimana Islam memandang orang yang meninggal karena tenggelam? apakah kondisi ini bisa dikategorikan sebagai mati syahid?
Dalam hadis shahih riwayat Imam Abu Daud, Nabi menyebutkan tujuh kondisi yang menyebabkan orang mendapatkan pahala syahid selain dari berjihad fi sabilillah. Di antaranya orang yang meninggal akibat tenggela. Rasulullah SAW bersabda:
الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ,
“Mati syahid selain terbunuh di jalan Allah ada tujuh, yaitu: orang yang meninggal karena terkena wabah adalah syahid, orang yang meninggal karena tenggelam adalah syahid, orang yang punya luka pada lambung lalu meninggal adalah syahid, orang yang meninggal karena penyakit perut adalah syahid, orang yang meninggal karena kebakaran adalah syahid, orang yang meninggal tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan bayi masih dalam perutnya) adalah syahid.” (HR. Abu Daud).
Dalam hadis lainnya, riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. Rasulullah juga pernah menyebutkan beberapa kategori orang yang mati syahid, dan lagi-lagi Nabi menyebut salah satunya adalah orang yang tenggelam.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ، قَالُوا: فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ.
“Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ‘Siapa orang yang mati syahid menurut kalian?’ Para sahabat menjawab, ‘Wahai Rasulullah, orang yang meninggal karena berjuang di jalan Allah itulah orang yang mati syahid.’ Kemudian Nabi bersabda: ‘Kalau begitu, sedikit sekali jumlah umatku yang mati syahid.’ Para sahabat bertanya, ‘Lantas siapakah mereka ya Rasulullah?’ Lalu Nabi bersabda, ‘Siapa saja yang terbunuh di jalan Allah maka dialah syahid, orang yang meninggal di jalan Allah juga syahid, orang yang meninggal karena wabah juga syahid, orang yang meninggal karena sakit perut juga syahid, begitu pula orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid.” (HR. Muslim)
Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam karyanya al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu menyebutkan bahwa syuhada (bentuk jamak dari syahid) dalam Islam itu terbagi menjadi tiga macam:
- Syahid dunia dan akhirat.
Yaitu orang yang meninggal di medan perang dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Disebut syahid dunia karena menurut jumhur ia tidak perlu dimandikan dan dishalatkan seperti jenazah lainnya. Dan ini merupakan keistimewaan bagi orang yang mati syahid. Lalu disebut syahid akhirat karena di akhirat ia akan mendapatkan pahala syahid yang paling sempurna.
- Syahid di dunia, namun tidak syahid di akhi
Yaitu orang yang meninggal di medan perang karena riya’, ujub, atau kepentingan duniawi semata. Maka ia pun dihukumi sebagai syahid di dunia dengan tidak dimandikan dan dishalatkan jenazahnya namun di akhirat ia tidak mendapatkan pahala.
- Syahid di akhirat, namun tidak syahid di dunia.
Merekalah yang disebut Rasulullah dalam dua hadis di atas. Mereka di dunia tetap dimandikan dan dishalatkan sebagaimana orang biasa meninggal, namun di akhirat mereka mendapatkan pahala syahid. Di antaranya orang yang meninggal karena tenggelam, melahirkan, tha’un, sakit tulang rusuk, sakit perut, terbakar, dan tertimpa reruntuhan.
Berangkat dari sabda Rasulullah SAW dan keterangan para ulama di atas, dapat kita simpulkan bahwa orang yang tenggelam lalu meninggal maka ia dihukumi sebagai orang yang wafat dalam keadaan syahid akhirat. Begitu pun yang terjadi pada Eril yang wafat syahid karena tenggelam. Penulis mewakili jutaan orang yang ikut merasakan kesedihan akan musibah ini mengucapkan turut berduka cita dan turut berdoa semoga putra dari Bapak Ridwan Kamil ini segera ditemukan dan keluarga diberikan kekuatan serta ketabahan. (AN)