Dunia Islam pekan ini dimulai dari kisah pilu dari Yerusalem Timur. Terjadi sebuah serangan, aksi vandalisme yang berupa corat coret berbau rasisme dan anti Arab. Sebuah masjid yang merupakan tempat ibadah penduduk Beit Safafa dan Sharafat di selatan Yerusalem Timur pun dibakar.
Warga menemukan api menyala di rak buku masjid, karpet dan mimbar pada subuh pagi hari. Diduga peritiwa itu terkait dengan aksi vandalisme yang memang meningkat belakangan ini di Palestina.
“Saya memadamkan api dalam seperempat jam, dan memanggil teman-teman saya untuk membantu saya. Kemudian saya menelepon polisi Israel, yang sekarang mencoba menjadikannya kasus pidana, bukan kasus teroris,” ujar Ismail Awad, salah seorang saksi mata seperti dilansir laman middleeyenet.
Masjid Al-Badria yang dibakar merupakan tempat ibadah bagi penduduk Beit Safafa dan Sharafat. Kini pihak kepolisian Israel menutup masjid untuk menlakukan penyelidikan.
Hussam Abu al-Rub, wakil menteri Palestina untuk urusan agama, mengatakan penyerangan itu terjadi pada tengah malam. Dalam serangan itu, terdapat sebuah pesan berisi rasisme dan ditulis dalam bahasa Ibrani dengan seruan; anti-palestina.
Masjid di el-Bireh, dekat Ramallah, berada di puncak bukit di seberang pemukiman Israel. Di salah satu dindingnya tertulis slogan: “Pengepungan terhadap orang Arab, bukan pada orang Yahudi.”
Abu al-Rub mengatakan, percikan api masuk melalui jendela dan membakar sebagian kamar mandi.
“Seandainya api sampai di lantai karpet aula, masjid akan terbakar sepenuhnya,” katanya seperti dikutip Alarabiya. “Pemerintah Israel bertanggung jawab atas serangan itu, merekalah yang membuka jalan bagi mereka untuk mengambil tanah kami dan meneror rakyat kami.”
Polisi Israel tampaknya masih bergeming. Harusnya, ada yang bertanggung jawab atas sikap vandalisme seperti ini. Tapi serangan kali ini tampaknya jadi peristiwa yang baru dan dianggap sebagai ‘harga sepadan’ oleh mereka-mereka yang mengaku nasionalis garis keras Israel.
Serangan-serangan ini sebagian besar ditujukan pada Palestina sebagai tanggapan terhadap serangan-serangan militan atau upaya yang dianggap oleh otoritas Israel untuk membatasi ekspansi permukiman. Tapi, tidak hanya muslim, mereka-mereka yang menolak kemerdekaan Palestina juga demikian, termasuk warga kristen.
Selain itu, ada kisah pilu dari negeri Jazirah Arab, tepatnya di kota Beirut, Lebanon. Sebuah ledakan terjadi dan membuat kerusakan yang mengerikan. Foto-foto dan video pun tersebar di media sosial, tagar #PrayForLebanon pun mengemuka.
Ledakan tersebut ternyata disebabkan amonium nitrat yang berada dalam gudang. Pihak yang berwenang pun masih mencari Tapi, ada juga yang mengatakan, ini merupakan serangan. Tapi, kita layak bertanya, serangan siapa, untuk apa dan bagaimana?
Lagi meraka yang percaya konspirasi, serangan ini merupakan ulah Amerika, Israel atau sejenisnya. Tapi, percayakah Anda demikian? Saya termasuk yang tidak hingga nanti ada buktinya. Untuk saat ini, baiknya, kita turut berempati ke korban-korban bom ini. Atau, minimal #PrayForLebanon bisa jadi selemah-lemahnya iman kita itu lebih baik daripada percaya pada teori konspirasi yang membuat nalar kita tumpul karena hanya mempercayai yang kita inginkan saja. Begitu.