Sebagaimana pesan Nabi, bahwa gerhana tidaklah sepatutnya dikaitkan dengan hal-hal mistis berbau mitos dan klenik. Untuk mengalihkannya dan menyucikan diri dari keyakinan-keyakinan yang tidak benar, dapat dilakukan dengan berdoa kepada Allah. Dengan berdoa, otomatis keyakinan kita tetap terjaga, bahwa Allah sematalah Sang Pelaku dan Pengatur kejadian gerhana itu.
Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, menjelaskan bahwa pelaksanaan hadis tersebut adalah sebagaimana hadis
ووقع في حديث ابن عباس عند سعيد بن منصور “فاذكروا الله وكبروه وسبحوه وهللوه”
“Berdzikirlah, bertakbirlah, bertasbihlah, dan bertahlillah.”
Praktisnya, hal itu dapat dirangkum dalam sebuah doa yang dibaca berulang-ulang sampai habisnya gerhana,
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله، الله أكبر
Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallaahu Allahu Akbar.
“Maha suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tiada Tuhan, melainkan Allah. Allahlah Yang Maha Besar.”
Demikianlah praktik dzikir atau doa yang diperbanyak untuk dibaca saat terjadi gerhana.