Teks Khutbah Gerhana Bulan

Teks Khutbah Gerhana Bulan

Berikut ini teks khutbah gerhana bulan

Teks Khutbah Gerhana Bulan

(Membaca Hamdalah, shalawat dan salam untuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan washiyat Taqwa)

Amma Ba’d:

Jauh sebelum kita hidup dan tercipta di atas muka bumi ini, galaxy dan planet sudah ada dan berotasi serta berjalan secara teratur sebagaimana masih kita saksikan hari ini. Diantara isi tata Surya ada yang besar. Ada pula yang sangat kecil tak dapat dilihat dengan mata.

Dahulu ada sebagian manusia yang menyangka bahwa makhluk-makhluk besar seperti matahari adalah Tuhan, kecuali orang yang telah diberi hidayah oleh Allah. Sebagaimana kejadian yang dialami oleh Nabi Ibrahim alaihis salam, dalam ayat berikut Allah berfirman:

وَكَذَٰلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ

“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.” (Al-‘An`ām: 75)

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ

“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam” (Al-‘An`ām: 76)

فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ

“Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat”. (Al-‘An`ām: 77)

فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ

“Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (Al-‘An`ām: 78)

Setelah melihat tata Surya berjalan teratur, itu artinya pasti ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur semua ciptaan besar ini. Oleh karenanya Nabi Ibrahim berkata:

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Al-‘An`ām: 79)

Dalam Islam, Allah menegaskan bahwa semua yang di langit dan bumi adalah ciptaan Allah. Tidak boleh bersujud ibadah kepada makhluk, sebagaimana firman Allah:

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (Fuşşilat: 37)

Sekali lagi, matahari dan bulan adalah makhluk Allah. Sebab ketika dipastikan antara matahari, bulan dan bumi akan berada dalam garis yang sejajar, ternyata matahari dan bulan tidak bisa menghindar sejengkal pun, sedetikpun. Keduanya tunduk patuh kepada Dzat yang menciptakan keduanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Malam ini sedang terjadi fenomena alam, gerhana bulan. Kita tidak bersujud menyembah bulan. Salat gerhana kita hanya ditujukan untuk menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Gerhana Dalam Syariat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam

Di dalam agama kita telah diberi tuntunan ketika ada gerhana. Dalam sebuah hadis sahih Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:

ﻭﺇﻧﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮا ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ: ﺇﻥ اﻟﺸﻤﺲ ﻭاﻟﻘﻤﺮ ﻻ ﻳﺨﺴﻔﺎﻥ ﺇﻻ ﻟﻤﻮﺕ ﻋﻈﻴﻢ، ﻭﺇﻧﻬﻤﺎ ﺁﻳﺘﺎﻥ ﻣﻦ ﺁﻳﺎﺕ اﻟﻠﻪ ﻳﺮﻳﻜﻤﻮﻫﻤﺎ، ﻓﺈﺫا ﺧﺴﻔﺎ ﻓﺼﻠﻮا ﺣﺘﻰ ﺗﻨﺠﻠﻲ

Mereka berkata bahwa matahari dan bulan tidak mengalami gerhana kecuali karena kematian orang besar. Matahari dan bulan adalah dua tanda keberadaan Allah yang diperlihatkan kepada kalian. Jika kedua mengalami gerhana maka shalatlah sampai keduanya terang (HR Muslim)

Dalam hadis yang lain disebutkan:

ﻋﻦ اﻟﻤﻐﻴﺮﺓ ﺑﻦ ﺷﻌﺒﺔ، ﻗﺎﻝ: ﻛﺴﻔﺖ اﻟﺸﻤﺲ ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻮﻡ ﻣﺎﺕ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ، ﻓﻘﺎﻝ اﻟﻨﺎﺱ: ﻛﺴﻔﺖ اﻟﺸﻤﺲ ﻟﻤﻮﺕ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺇﻥ اﻟﺸﻤﺲ ﻭاﻟﻘﻤﺮ ﻻ ﻳﻨﻜﺴﻔﺎﻥ ﻟﻤﻮﺕ ﺃﺣﺪ ﻭﻻ ﻟﺤﻴﺎﺗﻪ، ﻓﺈﺫا ﺭﺃﻳﺘﻢ ﻓﺼﻠﻮا، ﻭاﺩﻋﻮا اﻟﻠﻪ

Mughirah bin Syu’bah berkata bahwa telah terjadi gerhana matahari di hari wafatnya putra Nabi bernama Ibrahim (wafat usia 18 bulan). Mereka berkata bahwa gerhana ini terjadi karena wafatnya Ibrahim. Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana maka shalatlah dan berdoa” (HR Bukhari)

Anjuran Saat Gerhana

Selama terjadinya dua gerhana kita dianjurkan melakukan beberapa hal seperti yang terdapat dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam:

ﻓﺈﺫا ﺭﺃﻳﺘﻤﻮﻫﻤﺎ ﻓﻜﺒﺮﻭا، ﻭاﺩﻋﻮا اﻟﻠﻪ ﻭﺻﻠﻮا ﻭﺗﺼﺪﻗﻮا

Jika kalian melihat gerhana maka bertakbirlah, berdoalah, shalatlah dan bersedekahlah (HR Muslim)

Barakallahu Li wa Lakum….

Catatan:

Menurut ulama Syafi’iyah khutbah gerhana dilakukan 2 kali seperti khutbah Jum’at. Namun menurut Madzhab lainnya berdasarkan dzahir hadis, khutbah Shalat Gerhana hanya satu kali.