Saat kita diberi beberapa pilihan, biasanya kita sulit untuk memutuskan. Karena terkadang, banyak pilihan akan semakin membuat kita pusing dan bingung untuk memilih keputusan yang baik, bahkan terbaik.
Bukan hanya keputusan dalam kehidupan individu, melainkan juga keputusan yang harus diputuskan bersama. Terkadang masing-masing pihak saling menunggu antara satu orang atau kelompok dengan yang lain.
Al-Quran sebenarnya telah memberikan panduan ketika kita sulit memutuskan hal terbaik untuk kita. Ada suatu doa dalam Al-Quran yang bisa dibaca saat kita dilanda galau atau gundah, terlebih saat terpaksa untuk memilih atau memutuskan sesuatu.
Doa mohon diberi keputusan yang baik ini disebutkan dalam Surat al-A’raf ayat 89.
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ – ٨٩
Robbanaftah bainana wa baina qoumina bil haqqi wa anta khoirul fatihin.
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.” (Surat al-A’raf ayat 89)
Apa cerita dibalik surat al-A’raf ayat 89 ini?
Menurut Imam al-Qurthubi dalam Tafsir al-Qurthubi, dijelaskan bahwa doa ini adalah doa Nabi Syuaib kepada Allah SWT ketika beberapa pembesar kaumnya meminta orang-orang yang sudah beriman dengan ajaran Nabi Syuaib untuk kembali ke agama lama mereka.
Ada pembesar kaum Syuaib yang mengatakan, “Jika kalian mengikuti ajaran Syuaib, kalian akan merugi.” Nabi Syuaib kemudian meminta kepada Allah SWT dengan merapalkan doa di atas.
Doa Nabi Syuaib pun dikabulkan oleh Allah SWT. Sang Maha Adil memberi keputusan yang adil bagi kaum Nabi Syuaib yang memilih beriman dan ingkar. Masing-masing mendapatkan balasan yang layak.
Orang-orang yang ingkar dengan ajaran yang dibawa sang nabi, ditimpakan gempa bumi yang sangat dahsyat. Sedangkan orang-orang yang beriman diselamatkan dari mara bahaya tersebut. Inilah keputusan yang adil bagi dua kelompok yang berbeda.
Dalam kisah yang diceritakan Ibnu Abbas disebutkan bahwa Nabi Syuaib adalah orang yang lama shalatnya. Karena shalatnya yang lama, ia pun meninggalkan kaumnya dalam waktu yang cukup lama. Pada saat-saat seperti ini, mereka akhirnya ingkar. Sehingga Nabi Syuaib berdoa demikian dan Allah mengabulkannya. (AN)
Wallahu a’lam.