Beberapa pendakwah seringkali menyampaikan laki-laki mendapat bidadari di surga. Bahkan, dalam doktrin kelompok teroris dikatakan orang yang mau melakukan bom bunuh diri ditunggu bidadari cantik di surga. Konon hal ini menjadi motivasi sekelompok orang untuk melakukan jihad. Tapi sayang, jihad yang mereka lakukan bertentangan dengan ajaran Islam.
Karena sering dikatakan laki-laki dapat bidadari, sebagian perempuan juga bertanya, apakah bidadari hanya untuk laki-laki? Bagaimana dengan perempuan? Apakah mereka juga mendapat bidadara di surga seperti halnya laki-laki?
Prof. Quraish Shihab mengatakan, “Pada prinsipnya apa yang anda inginkan ketika di surga, ada dapat. Kalau anda ingin bidadara anda dapat”. Allah sudah berjanji untuk mengabulkan keinginan hambanya yang masuk surga. Sehingga perempuan kalau mau bidadara, Allah pasti kabulkan. Tapi memang di dalam al-Qur’an, tidak disebutkan secara spesifik bidadara untuk perempuan.
“Boleh jadi, untuk menjaga perasaan peempuan. Tetapi, yang lebih memungkinkan menurut hemat pendapat saya, karena tabiat perempuan berbeda dengan tabiat laki-laki” Jelas Prof. Quraish Shihab.
Menurut pendiri Pusat Studi Al-Qur’an ini, perempuan itu monogam, sementara laki-laki poligam. Maksudnya, laki-laki setelah membuahi seorang perempuan, dia sangat mungkin untuk membuahi perempuan lagi. Tapi kalau perempuan tidak demikian. Kemudian, perempuan kalau sudah mencintai seorang, dia akan mati dalam kecintaannya. Andaikan laki-laki itu meninggal, ada banyak perempuan untuk menjanda seumur hidupnya, untuk mengabadikan cintanya. Hal ini sangat beda dengan laki-laki.
“Karena itu tidak ada uraian (dalam al-Qur’an) tentang bidadara. Tapi kalau seandainya anda mau ada” Tegas Prof. Quraish Shihab.
Sebenarnya, menurut Prof. Quraish Shihab, terjemahan kata bidadari itu tidak tepat. Apalagi bidadari selalu dikaitkan dengan seks. Dalam bahasa al-Qur’an, istilahnya hurrul ‘ain. Artinya, matanya lebar, bisa juga berati sempit. Kalau diartikan secara harfiah, hurrul ‘ain itu adalah seorang, bisa laki-laki dan bisa juga perempuan yang matanya sipit atau matanya lebar. Kata ini bisa juga dipahami secara metafora, matanya sempit maksudnya tidak memandang kecuali kepada kekasihnya. Matanya lebar bisa diartikan wawasannya luas.
“Jadi banyak maknanya, jangan hanya dikaitkan soal seks. Seks itu di surga sudah tidak ada harganya” Ungkap Prof. Quraish Shihab.
*Selengkapnya tonton video program Shihab dan Shihab di bawah ini: