Guru Besar Filologi Prof. Oman Fathurahman menyebutkan bahwa ia tidak menemukan indikasi jejak khilafah di Nusantara. Ia bahkan bertanya balik maksud jejak khilafah dalam film yang sedang ramai.
Mantan staf ahli menteri agama ini menyebutkan bahwa ia perlu memperjelas maksud dari frasa “jejak khilafah” yang saat ini sedang ramai diperbincangkan karena menjadi judul film yang terindikasi digarap oleh kelompok HTI ini.
“Kalau pertanyaannya tentang adakah jejak khilafah di Nusantara, saya sesungguhnya ingin memulai dengan pertanyaan, apa yang dimaksud dengan jejak khilafah itu? Kalau yang dimaksud adalah kesultanan-kesultanan di Nusantara pernah menjadi bagian dari khilafah, jawabannya tidak ada,” ujar Oman saat mengisi sebuah dialog yang diselenggarakan Historia: Khilafah di Nusantara, Benarkah Ada Jejaknya?
Menurutnya sebagai akademisi, ia tidak menemukan bukti kongkrit jejak khilafah yang dimaksud tersebut. Sepak terjangnya sebagai ahli filologi yang telah meneliti banyak manuskrip di Nusantara berontak dengan klaim film tersebut.
“Saya mengkaji sejumlah manuskrip dari Aceh, Palembang, Jawa, Cirebon, dan lain-lain, tidak mengindikasikan bahwa Kesultanan di Nusantara adalah bagian dari Turki Utsmani,” jelasnya.
Menurut Oman, memang memang pernah ada respon dan bantuan solidaritas keagamaan untuk melawan Portugis. Selanjutnya pada abad ke-19 Aceh kembali memohon bantuan untuk melawan Belanda, bahkan saat itu Aceh minta ketegasan Turki Utsmani terkait status Aceh sebagai bagian dari Turki Utsmani. Namun menurut Oman, permintaan tersebut ditolak Turki Utsmani.
“Permintaan tersebut ditolak. Bahkan sampai dirapatkan, dan jawabannya tetap tidak,” terang Oman.
Hubungan diplomatik, menurut Oman, antara Aceh dan Turki Utsmani memang pernah ada, namun hal itu tidak bisa diklaim bahwa Aceh menjadi bagian atau wilayah dari Ottoman. Oman bahkan mengkritik keras data yang ditampilkan dalam film itu. Menurut Oman, sumber sejarah adalah data yang ada, bukan penafsiran dari data tersebut.
Tidak hanya Oman, beberapa akademisi juga menolak klaim yang ditampilkan dalam film Jejak Khilafah tersebut. Azyumardi Azra salah satunya. Ia bahkan sangat keras menolak klaim dari film tersebut. (AN)