Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunduh kritik bahkan kecaman dari pendukungnya. Ini merupakan buntut dari izin reklamasi yang ia terbitkan.
Seperti diketahui, Anies sebelumnya getol sekali menolak wacana reklamasi pada kampanye Pilkada 2017 lalu. Hanya saja, janji memang hanya tinggal janji, komitmen Anies itu belakangan luntur setelah menghadapi realitas kepentingan politik yang memang kompleks.
Teranyar, Badan Musyawarah Suku Betawi (Bamus Betawi), mengaku kaget saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan izin perluasan kawasan Ancol. Sebagai pendukung Anies pada Pilgub 2017, Bamus Betawi pun kecewa terhadap kebijakan itu.
“Ya kita kaget, karena gini kan, Pak Anies kita anggap tepat waktu menghentikan kebijakan reklamasi, ya toh, karena mempunyai dampak yang luar biasa. Ada situs sejarah di sana. Bagi Betawi, Ancol ada semacam legenda yang harus kita pertahankan,” kata Ketua Bamus Suku Betawi, Zainuddin, seperti dikutip detikcom, Rabu (8/7).
Lebih jauh, Zainuddin mengatakan, bagi masyarakat Betawi, Ancol memiliki nilai historis. Dia pun menyayangkan keputusan Anies yang justru mengizinkan perluasan kawasan itu.
“Bamus Betawi mendukung dihentikannya reklamasi. Tapi ujug-ujug (tiba-tiba) keluarlah Kepgub Nomor 237 Tahun 2020 tentang Reklamasi. Reklamasi itu kan daratan yang nggak ada di laut, kemudian jadi ada, reklamasi gitu lho. Jadi jangan dibodoh-bodohi masyarakat Jakarta, bilang ini perluasan daratan. Udah sama aja, daratannya nggak ada jadi ada. Itu reklamasi namanya,” tuturnya
Lebih dini, Relawan Jaringan Warga (Jawara) Anies-Sandi sebelumnya juga tak terima dengan kebijakan Anies. Mereka secara tegas menyatakan kekecewaan atas keputusan Anies terbitkan izin reklamasi.
“Kami pada saat awal Pilkada DKI Jakarta memilih mendukung Anies-Sandi daripada pasangan yang lain, dikarenakan komitmen dan kegigihan Anies yang tetap menolak kegiatan reklamasi dalam bentuk apa pun, seperti yang tertuang di poin keempat dari 23 janji kampanye Anies-Sandi yang berbunyi menghentikan reklamasi,” terang Koordinator Jawara Anies-Sandi Sanny A Irsan, seperti dirilis Kompas (1/7).
Malahan, Sanny mengaku akan melakukan unjuk rasa bersama pendukung lainnya apabila Anies tak mencabut izin tersebut.
“Kalau saja beliau tidak mencabut kepgub tersebut maka kami akan terus melawan beliau. Kami menunggu langkah beliau dalam minggu ini. Apabila beliau tidak mencabut kepgub ini maka kami yang notabene adalah pendukung setianya akan demo besar-besaran ke Balai Kota,” kata dia.
Akankah proyek reklamasi (belakangan diketahui akan dibangun Museum Nabi Muhammad) itu tetap dilanjutkan Anies di tengah tekanan para pendukungnya? Entahlah.
Yang jelas, dari sini kita sekurang-kurangnya jadi tahu bahwa retorika agama dan koalisi “partai Allah” tetap saja tidak berdaya di hadapan rimba kepentingan politik. (AK)