Pandemi corona memang mengubah banyak hal. Yang awalnya biasa saja, sekarang menjadi tidak biasa. Yang sedianya mengakrabkan, kini punya potensi memantik polemik.
Meski begitu, bagaimana jika polemik itu justru berpangkal dari “kekhilafan” pihak yang semestinya meneladankan kepada publik bahwa memakai masker itu tidak kalah penting, kendati di lensa kamera dan di tempat seasyik Pulau Dewata?
Dalam kegiatan rapat koordinasi tingkat menteri (RKTM) di Bali pada 21-22 Agustus lalu, misalnya, beredar foto para menteri tanpa menjaga jarak atau memakai masker. Foto itu lalu ditafsirkan sebagai tindakan yang tidak mencerminkan keteladanan yang baik bagi rakyat dan bangsa.
RKTM ini dihadiri oleh Menteri Pertanian, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Perdagangan, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Menteri Perindustrian, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Ketenagakerjaan Kepala Badan Pertanahan Nasional, Wakil Menteri BUMN, dan Gubernur Bali. pic.twitter.com/gsXGi6Rwny
— Airlangga Hartarto (@airlangga_hrt) August 21, 2020
Sehubungan dengan itu, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menegaskan protokol pencegahan corona tidak hanya berlaku untuk rakyat, tapi untuk pejabat pemerintah. Sebab, kata Anwar, pemerintah adalah cerminan rakyat dalam berperilaku.
“Untuk itu, teladan dari pemerintah sebagai pihak yang akan digugu dan ditiru oleh rakyat luas tentu jelas sangat-sangat diharapkan,” kata Anwar Abbas dalam keterangannya, dikutip Kumparan, Minggu (23/8).
Lebih jauh, Anwar meminta setiap individu berkontribusi menekan penularan dengan menghindari kerumunan atau berkumpul untuk sementara waktu. Jika menjaga jarak tak bisa dihindari, protokol kesehatan wajib dilakukan.
“Maka ketentuan tentang protokol medis berupa memakai masker dan menjaga jarak hendaknya benar-benar kita hormati dan tegakkan,” tuturnya.
Senada dengan itu, analis Drone Emprit dan Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, dalam sebuah kicauannya di twitter turut menyayangkan foto para menteri yang beredar. Menurutnya, pose foto yang memotret para menteri tanpa menggunakan masker d/a jaga jarak itu seolah menghempaskan upaya pencegahan Covid-19 selama ini.
Kendati demikian, Ismail juga mengetahui bilamana foto yang beredar tidak sepenuhnya merepresentasikan ketidakpatuhan pada protokol kesehatan yang selama ini dikampanyekan pemerintah.
Hanya saja, demikian Ismail, foto yang tanpa masker sebaiknya jangan diunggah di medsos, sebab itu berpotensi menyakiti hati rakyat. Sebaliknya, yang semestinya diunggah di media sosial adalah foto yang menggunakan masker atau yang telah sesuai protap kesehatan.
Kalau tidak percaya, ini contohnya. Dampaknya menyakiti hati rakyat.
Saran: kalau tetap sungguh2 ingin foto2 tanpa masker dan tanpa jaga jarak seperti itu, tolong fotonya disimpan di HP saja, jangan dishare. Jangan sampe publik tahu.
Terimakasih. Mohon maaf sebelumnya. https://t.co/Dubk3dSYaz pic.twitter.com/e45bR1fKQu
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) August 23, 2020