Pernikahan adalah hubungan yang indah namun tidak mudah. Karena setiap rumah tangga pasti tidak terlepas dari ujian maupun masalah. Akhir-akhir ini rumah tangga artis Citra Kirana dan Rezky Aditya tengah diguncang isu tak sedap.
Pasalnya Pengadilan Tinggi Banten menyatakan bahwa Rezky Aditya merupakan ayah biologis dari anak Wenny Ariani. Di tengah hebohnya isu tersebut, publik malah memuji sikap Citra Kirana sebagai istri Rezky yang terlihat tetap tenang dan kerap kali membagikan momen kebersamaan dan kemesraan dengan suaminya itu.
Bahkan dalam video klarifikasi yang diunggah kanal Youtube Ciky Citra Rezky, netizen banyak membagikan ulang potongan video berisi perkataan Citra yang membuat mereka kagum.
“Bagi saya, saya tahu setiap manusia itu pasti memiliki masa lalu yang kurang baik. Enggak ada yang sempurna di dunia ini. Termasuk saya dan juga suami saya. Saya menikah dengan suami saya, saya menerima keadaan seutuhnya, saya menerima semua masa lalunya. Jadi bagi saya sekarang, saya enggak perlu lagi mempertanyakan kenapa atas masa lalunya. Dan saya juga yakin dengan adanya masalah ini, pasti ada hikmah baik yang sudah Allah siapkan untuk kami berdua, insyaallah.
Dan kalaupun memang nanti hasilnya, kalau suami saya itu terbukti atau tidak menjadi ayah biologis dari ananda Naira, itu tidak akan merubah keadaan rumah tangga saya. Insyaallah juga saya siap untuk menerima takdir saya secara lapang dada,” ungkap Citra dengan sesekali melirik dan tersenyum kepada suaminya.
Terlepas dari apakah Rezky terbukti merupakan ayah dari Naira atau tidak, masalah semacam ini tentu sangat berat bagi Citra Kirana. Sebab masalah yang timbul dari perbuatan di masa lalu apalagi hingga berimbas pada kehidupan masa kini tentu bukan hal yang mudah untuk diterima, jika sang istri tidak memiliki kesabaran, kesetiaan, dan kelapangan hati yang besar. Oleh karena itu, wajar sikap Citra Kirana ini dibanjiri decak kagum dan pujian dari netizen.
Berbicara mengenai kesabaran dan kesetiaan seorang istri, seketika penulis teringat kisah Zainab binti Rasulullah SAW. Sayyidah Zainab ra. merupakan putri sulung Nabi dengan Siti Khadijah. Zainab dikenal sebagai perempuan yang lembut, cantik, dan taat. Karenanya, banyak lelaki Quraisy yang ingin meminangnya. Salah satunya yaitu Abul ‘Ash bin Rabi’.
Abul ‘Ash adalah salah satu pembesar dan saudagar kaya di Mekkah yang masih memiliki ikatan tali kekeluargaan dengan Siti Khadijah ra. Ibunya bernama Halah binti Khuwailid merupakan saudara perempuan Khadijah ra. Abul ‘Ash menaruh hati kepada putri dari bibinya itu, dan cintanya pun berbalas. Maka dari itu, Rasulullah pun menikahkannya dengan Zainab beberapa tahun sebelum bi’tsah alias diutusnya Nabi Muhammad sebagai Rasul.
Zainab merupakan sosok istri yang sangat setia dan taat. Setelah menikah, ia sering ditinggal oleh suaminya yang merupakan saudagar untuk berdagang. Namun ia tetap setia menunggu suaminya pulang, dan ketika suaminya pulang ia melayani Abul ‘Ash dengan sangat baik. Keduanya hidup dengan harmonis dan penuh cinta hingga akhirnya perbedaan keyakinan memisahkan mereka berdua.
Setelah bi’tsah, Khadijah ra. dan Zainab masuk Islam mengikuti ajakan suami dan ayahandanya, Rasulullah SAW. Namun Abul ‘Ash tetap pada aqidah sebelumnya dan enggan untuk masuk Islam. Ketika ajakan tersebut ditolak oleh sang suami, maka otomatis Rasulullah SAW melarang Abul ‘Ash untuk mendekati Zainab ra. karena perbedaan keyakinan yang mereka miliki.
Bertahun-tahun dua insan yang masih memiliki ikatan perkawinan tidak bertemu dan menahan rindu satu sama lain. Hingga akhirnya di tahun 6 H, Abul ‘Ash masuk Islam setelah sebelumnya ia pernah menjadi tawanan kaum muslimin dan dibebaskan oleh istrinya sendiri, Zainab. Ia pun kembali kepada istrinya untuk melanjutkan rumah tangganya. Akhirnya keduanya kembali menanam dan merawat cinta yang sudah sekian lama terpisahkan oleh takdir dan keadaan.
Dari kisah tersebut dapat tergambar betapa Zainab adalah sosok yang setia, menerima apa adanya, serta sabar dalam menghadapi musibah. Ujian yang menimpa Zainab ra. pun tidaklah ringan, rumah tangganya terjerat konflik antara cinta, keyakinan, dan jati diri.
Begitu pula yang terjadi pada rumah tangga Citra Kirana dan para istri lainnya dengan level masalah yang berbeda-beda. Kalaulah bukan karena cinta yang tulus, kesabaran, dan kesetiaan, maka rumah tangga yang telah dibina mungkin saja tidak dapat dipertahankan. Dan ini merupakan suri tauladan yang baik bagi para istri dan calon istri yang hendak menikah. Karena sekali lagi, pernikahan adalah hubungan yang indah namun tidak mudah.