ChatGPT Jawab Pertanyaan Gus Ulil tentang Khilafah: Tidak Wajib!

ChatGPT Jawab Pertanyaan Gus Ulil tentang Khilafah: Tidak Wajib!

Apa jadinya jika kecerdasan buatan (AI) ditanya hukum khilafah?

ChatGPT Jawab Pertanyaan Gus Ulil tentang Khilafah: Tidak Wajib!
Gus Ulil saat menyampaikan gagasannya di forum R20 (tangkapan layar TV NU)

Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelegence (AI) semakin meyakinkan. Salah satunya ChatGPT yang merupakan aplikasi berbasis pesan yang dapat menjawab semua perintah atau pertanyaan pengguna.

Ulil Abshar Abdalla melalui akun Twitternya mencoba menggunakan chat kecerdasan buatan ini dengan memberi pertanyaan tentang khilafah.

“Saya tanya kecerdasan buatan ChatGPT tentang pandangan Islam soal khilafah. Pertanyaan saya ajukan dlm bahasa Arab. Jawaban mesin ini menarik sekali. Silahkan dibaca,” tulis Gus Ulil dalam Twitnya.

Pertanyaan atau perintah yang diajukan Gus Ulil dalam bahasa Arab sebagai berikut: Hal nidzam al-khilafah wajibun fil Islam.

Apakah sistem khilafah itu wajib dalam Islam?

Satu hal yang sangat mencengangkan, ChatGPT ini memberikan jawaban yang lugas bahwa sistem khilafah tidak wajib.

ChatGPT menyebutkan bahwa Khilafah adalah sistem politik yang tidak wajib diterapkan. Karena yang paling penting dalam sebuah sistem politik adalah tujuannya.

Tidak mungkin mengatakan bahwa khilafah wajib dalam Islam. Karena sistem khilafah hanya dianggap sebagai bagian dari sistem politik yang diterapkan oleh sebagian kelompok masyarakat Islam, yang tujuannya adalah tauhid, keadilan, musyawarah, dan jaminan atas hak dan kebebasan manusia.”

ChatGPT juga menambahkan bahwa tujuan dalam sistem politik adalah kemaslahatan dan mewujudkan keadilan dan kepastian hukum.

tujuan dalam khilafah adalah merealisasikan kemaslahatan secara umum untuk muslimin dan mewujudkan keadilan dan kepastian hukum untuk masyarakat.”

Karena yang paling penting adalah tujuan, maka tujuan bisa saja diwujudkan melalui sistem apapun, tidak harus dengan khilafah. Asalkan sistem tersebut mengakomodasi tujuan-tujuan yang dicita-citakan di atas.

Tujuan-tujuan ini bisa terwujud dengan sistem politik yang lain, bukan hanya dengan khilafah, selama tidak menyeleweng dari nilai-nilai Islam.”

ChatGPT juga menambahkan bahwa sistem khilafah bukan berwujud tunggal. Bentuk-bentuk dalam sistem khilafah bisa diubah atau disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Tidak harus mengikuti pakem masa lalu.

Yang paling penting, khilafah tidak memiliki satu bentuk yang pasti. Masih dimungkinkan penyesuaian bentuk dan coraknya sesuai dengan peradaban masyarakat dan tradisi di setiap negara.

Jawaban ChatGPT ini sangat menarik, terlebih saat ini masih banyak yang menggaungkan untuk kembali pada sistem khilafah masa lalu. (AN)