Islam sangat menganjurkan kebersihan dan keindahan. Rasulullah bersabda, Allah itu indah, dan menyukai keindahan. Begitu pula kebersihan, seringkali dikatakan bagian dari iman. Karenanya, Rasulullah sedari dulu mencontohkan bagaimana hidup bersih dan rapi. Di antara contohnya terekam dalam kitab Syamail Muhammadiyah karya Imam al-Tirmidzi. Disebutkan dalam kitab tersebut bahwa di antara kebiasaan Rasulullah adalah menata dan menyisir rambut. Bahkan, Rasulullah mengingatkan bila ada orang yang rambutnya acak-acakan dan tidak disisir.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa:
أتانا رسول الله صلى الله عليه وسلم فرأ رجلا شعثا قد تفرق شعره ، فقال: أما كان يجد هذا ما يسكن به شعره، ورأى رجلا آخر وعليه ثياب وسخة، فقال: أما كان هذا يجد ماء يغسل به ثوبه
“Rasulullah SAW datang kepada kami, beliau melihat seorang laki-laki yang rambutnya acak-acakan, Rasulullah berkata: apakah dia tidak menemukan sesuatu yang bisa merapikan rambutnya. Kemudian beliau juga melihat laki-laki lain yang pakaiannya kotor, Rasulullah bersabda: apakah dia tidak menemukan air yang bisa membersihkan bajunya.”
Rasulullah terbiasa untuk menata dan menyisir rambutnya. Terkadang, rambut beliau juga disisir oleh istrinya Aisyah. Aisyah pernah menceritakan bahwa dia pernah menyisir rambut Rasulullah, sementara dia dalam kondisi haid. Penyebutan haid penting dikatakan di sini untuk menunjukkan perempuan haid bukanlah najis yang harus dijauhi.
Pada saat menyisir rambut, Rasulullah memulai sisiran dari sebelah kanan. Dalam Syamail Muhammadiyah dikutip sebuah hadis:
إن كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليحب التيمن في طهوره إذا تطهر، وفي ترجله إذا ترجل، وفي انتعاله إذا انتعل
“Rasulullah SAW menyukai tayamun (mendahulukan bagian yang kanan) ketika bersuci, menyisir rambut, dan memakai sandal”
Terkadang Rasulullah juga menggunakan minyak rambut. Agar minyak rambut itu tidak mengenai baju, beliau meletakkan kain di atas kepalanya.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يكثر دهن رأسه وتسريح لحيته ويكثر القناع حتى ثوبه ثوب زيات
“Rasulullah SAW menggunakan minyal rambut, membersihkan jenggotnya, menggunakan kain penutup kepala (diletakkan di atas kepala beliau), sehingga kain beliau seperti kain penjual minyak”
Kendati berhias dianjurkan dalam Islam, khususnya menata rambut, Rasulullah melarang untuk berhias terlalu lama. Jadi berhiaslah secukupnya dan sekedarnya, jangan sampai berlebihan. Boleh berhias dalam waktu yang lama, pada acara tertentu, seperti dua penganten dalam acara perkawinan, dan lain-lain.