Semua dari kita pasti pernah melakukan kesalahan, baik yang disadari maupun tidak. Dalam suatu maqalah disebutkan yang artinya kurang lebih, manusia adalah makhluk tempatnya salah dan lupa.
Salah dan lupa merupakan keniscayaan bagi manusia. Tidak ada seorang pun yang bisa terlepas dari dua hal ini. Lantas bagaimana menyikapi hal ini? Syekh Abdul Qodir al-Jailani memberikan contoh pada kita tentang cara menebus suatu kesalahan.
Hal ini bisa kita lihat dalam Manaqib Syekh Abdul Qodir, bab ke-6, yang berbunyi:
وَمِنْ كَرَاماَتِه انَّهُ جَلَسَ مَرَّةً يَتَوَ ضَّأُ فَقَذَرَ عَلَيْهِ عُصْفُوْرٌ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَخَرَّ اْلعُصْفُوْرُ مَيْتًا فَغَسَلَ الثَّوْبَ ثُمَّ تَصَدَّقَ بِه عَنِ اْلعُصْفُوْرِ وَقَالَ : إِنْ كَانَ عَلَيْنَا إِثْمٌ فَهُوَ كَفَّارَتُهْ
“Dari sebagian karomah Syekh Abdul Qadir, Suatu hari ketika beliau duduk mengambil air wudu, beliau kejatuhan kotoran burung pipit. Beliau kemudian mengangkat kepalanya, maka jatuhlah burung itu dan mati. Beliau melepas pakaiannya untuk dicuci lalu disedekahkan sebagai tebusan atas kematian burung tersebut. Beliau berkata: Bila ada dosa pada diriku, maka itulah tebusannya.”
Dari cerita karomah dari Syekh di atas mengajarkan kepada kita bahwa apabila kita melakukan suatu kesalahan atau perbuatan dosa, maka hendaklah menebusnya dengan sedekah harta yang kita punya.
Namun, alangkah lebih baiknya jika kita bersedekah dengan barang atau sesuatu yang kita sayangi. Hal ini memang sangat berat, tapi dari hal ini kita semua bisa belajar bahwa sebenarnya semua barang yang kita miliki bukanlah sepenuhnya milik pribadi, tapi milik Allah SWT.
Semoga kita semua bisa berlomba-lomba membelanjakan harta melalui sedekah, hadiah, zakat, dan lain sebagainya, khususnya pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Aamiin