Suatu hari dalam pengajian Buya Yahya, seorang mewakili bertanya sekaligus mengadukan permasalahan, kita sebut saja permasalahan yang dialami oleh Pak M (hanya inisial). Ya, permasalahannya adalah terkait ekonomi, permasalahan ekonomi ini sering menjadi sebab adanya bisikan-bisikan setan untuk pisah atap, bercerai. Apalagi, yang lebih disayangkan adalah rasa tidak menyadari bahwa itu adalah bisikan setan.
“Assalamualaikum buya, saya adalah guru honorer, pikiran dan hati saya sedang semrawut buya, apalagi masalah ekonomi, karena belakangan ini merasa sulit ekonomi sedangkan istri sedang hamil, sering saya merasa ada bisikan untuk “cerai saja”, saya benar-benar sedang kalut dan gelisah buya, mohon pencerahan dan bantuan solusinya buya”. Begitulah curahan dan aduan dari Pak M kepada Buya.
Tegas dan to the point adalah ciri khas Buya dalam menjawab dan menyampaikan jawaban.
“Baik, itu adalah bisikan setan supaya anda menceraikan istri gara-gara istri anda mengandung dan sedang sempit ekonomi, memangnya jika sudah cerai bakal langsung banyak duitnya?” Jawab Buya.
“Ketahuilah bahwa, harus anda yakini dan berpersangka baik kepada Allah SWT dengan hadirnya anak, maka akan menambahkan rezeki, anda juga harus berpersangka baik kepada Allah SWT bahwa dengan pernikahan anda tersebut, maka Allah SWT juga akan melapangkan rezeki anda, InsyaAllah, Ya, memang harus diyakini dan husnudzan”. Tegas Buya lagi.
Kemudian, Buya memberikan solusi dalam menghadapi sulitnya ekonomi. Menurut Buya ada dua cara untuk mengatasi masalah ini, yaitu cara lahir atau zahir dan cara batin. Buya juga meyakinkan dengan menjelaskan bahwa cara batin ternyata justru lebih manjur dan jitu.
“Cara zahirnya yaitu dengan usaha kerja, cara batinnya inilah yang paling penting, bagaimana? Yaitu dengan membiasakan hidup sederhana dan menerima pemberian dari Allah SWT, dan itulah yang menjadikan dirimu KAYA, walaupun tidak ada sesuatu pun di tanganmu, yang repot adalah jika di dalam hatimu dikuasai oleh tamak dan rakus, biarpun kamu mempunyai harta sebanyak gunung, maka kamu akan minta harta sebanyak gunung lagi yang kedua, dan seterusnya”. Jawab Buya sembari meyakinkan dan menegaskan bahwa yang paling penting untuk dibenahi adalah hatinya. Ya, hati.
Hidup sederhana, tidak usah mengikuti gaya hidup orang lain, jangan gengsi, jadi yang harus dibenahi adalah hatinya, hidup sederhana itu tidak adanya ambisi untuk mengikuti gaya hidup orang lain dan bersyukur.
Buya juga memberikan beberapa contoh kehidupan, bahwa ada orang yang memiliki gaji harian yang hanya cukup untuk sehari, dan ia tetap gembira, wajahnya berseri, karena menerima dan bersyukur. Ada juga orang yang memiliki enam mobil mewah berjejer di halaman rumahnya, tapi hidupnya gelisah, karena tidak pernah merasa cukup, sederhana dan tidak bersyukur.
“Maka kuncinya di sini adalah membiasakan hidup sederhana, qanaah (apa adanya), tidak usah gengsi dan selalu menerima bersyukur, maka kamu akan bahagia. Jika tidak, ya sulit. Hatinya gelisah terus. Jadi, jangan cerai, sudahi pertengkaran, tata hati, bersyukur, maka akan bahagia” tutup Buya.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang diselamatkan dari segala bisikan setan, juga termasuk golongan orang-orang yang pandai bersyukur. Aamiin.