Bung Karno Ceritakan Rahasia Awet Muda sampai Cara Didik Anak

Bung Karno Ceritakan Rahasia Awet Muda sampai Cara Didik Anak

Sebagai seorang Presiden, kesibukan Bung Karno tentu sangat luar biasa. Beliau mengatakan tidak kurang dari 18 jam bekerja dalam sehari. Beliau melayani setiap tamu yang datang, walaupun waktu malam sekalipun.

Bung Karno Ceritakan Rahasia Awet Muda sampai Cara Didik Anak

Wartawan harian Manila Times pernah mewawancarai Bung Karno kisaran tahun 1963. Nama wartawannya Nimia P. Arroyo. Ia bertanya banyak hal kepada Bung Karno, terutama hal-hal yang sifatnya personal, mulai dari rahasia awet muda, tokoh idola, cara mendidik anak, dan aktivitas harian.

Wawancara Nimia dengan Bung Karno itu ditulis ulang oleh Nurjana Sutarjo dalam Majalah Api Islam: Pengemban Amanat Penderitaan Rakyat, terbitan tahun 1965. Majalah Api Islam dipimpin oleh Ahmad Notosutarjo, dan tokoh NU seperti KH. Idham Khalid serta KH. Saifuddin Zuhri yang diminta menjadi pembinanya.

Majalah Api Islam, no 15, tahun 1965 (Koleksi perpustakaan universitas leiden)

Ketika diwawancara, Bung Karno mengaku tidak ada rahasia khusus atau perawatan khusus yang dilakukannya. Kalaupun ada yang bilang wajahnya masih terlihat muda, walaupun sudah berumur 62 tahun, itu bisa jadi berkat jalan kaki tiap pagi yang beliau disiplinkan.

“Saya tidak punya rahasia, saya selalu berlatih, sesudah bangun pagi, saya selalu jalan-jalan,” kata Bung Karno

Selain itu, Bung Karno juga biasakan berdoa setiap saat. Bahkan saat ngobrol dengan orang pun, beliau usahakan untuk tidak lupa berdoa kepada Tuhan. Beliau meyakini bahwa Tuhan senantiasa bisa mendengar doa manusia di manapun. Saking biasanya beliau berdoa, pada saat pidato di depan umum, beliau kadang berhenti sejenak untuk berdoa.

Gaya Hidup Sederhana Bung Besar

Terkait makanan, Bung Karno menjelaskan bahwa dia tidak suka makanan yang mewah. Makanannya biasa saja. Dia lebih suka makan ikan, dibanding daging. Salah satu ikan favoritnya adalah ikan kering. Namanya “ikan daeng”, dari Filipina.

Selain jalan kaki, Bung Karno sebetulnya tidak selalu suka olahraga. Hobinya mengumpulkan karya seni dalam bentuk apa saja, contohnya musik. Walaupun beliau tidak bisa memainkan alat musik, tapi senang mendengarkan musik dan bernyanyi, khususnya lagu yang lahir dari hati dan menggambarkan perasaan rakyat.

Apa yang keluar dari perasaan, dari hati yang dalam, biasanya akan melahirkan hasil yang bagus dan memikat orang lain. Ini pula yang menjadi ciri khas Bung Karno dalam pidato. Beliau selalu menyampaikan apa yang ada di dalam hati. Ia menolak diikatakan sebagai ahli pidato, tapi hanya berusaha menyampaikan apa yang ada di dalam hati.

“Saya pikir bukan, itu karena saya mengatakan apa yang ada di dalam hati saja. Saya tidak pernah bohong,” Jelas Bung Karno.

Bung Karno juga mengatakan bahwa dia pidato dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Siapa yang mendengarkannya, pasti mengerti, dan terus mendengarkannya. Dia pidato seperti seorang bapak yang berbicara kepada anaknya. Bahkan jarang sekali persiapan sebelum pidato. Beliau lebih senang bicara spontan.

Inspirator Sang Proklamator

Sebagai seorang pemimpin, Bung Karno tentu saja punya rujukan. Tidak tiba-tiba menjadi pemimpin. Prosesnya juga panjang, dan beliau senang sekali membaca dan belajar dari pengalaman pemimpin sebelumnya.

Saat ditanya tokoh idolanya, Bung Karno membeberkan bahwa beliau punya beberapa tokoh yang dikagumi, baik dalam hal seni, komposis, atau filosof. Beberapa di antara yang Bung Karno kagumi adalah Jefferson, Lennin, Nehru, Eisenhower, Aguinaldo, dan Bertrand Russel yang juga teman dekatnya.

Nimia tiba-tiba bertanya soal Winston Churcil, penasaran dengan pendapat Bung Karno. Beliau tidak melupakan peran Churchil dalam Atlantic Charter, yang menjanjikan kemerdekaan bagi negara kecil dan besar. Namun pada saat ada yang bertanya bagaimana dengan India, dia marah dan mengatakan bahwa saya tidak akan memimpin negaranya untuk melikuidasi kerajaan Inggris.

“Kalau begitu, buat apa Churchil menandatangani Atlantic Charter..,” imbuh Bung Karno

Parenting Bapak Bangsa

Perihal mendidik anak, Bung Karno menyatakan melatih anaknya sejak kecil untuk cinta Indonesia. Beliau mendidik anak-anaknya dengan cara tradisional Indonesia, bukan dengan metode atau cara yang datang dari luar.

Anak Bung Karno didorong untuk tampil dalam acara 17 Agustusan, mempertunjukkan tarian Indonesia. Beliau melarang anaknya untuk dansa ala barat. Karena dengan belajar tarian Indonesia, itu akan membuat mereka semakin bangga dengan Indonesia.

Juga, Bung Karno tidak pernah melarang anaknya nikah dengan siapa saja. Yang penting mereka cinta dan bangga dengan Indonesia. Walaupun sebenarnya Bung Karno ingin anaknya menikah dengan sesama sebangsa, tapi kalau ada yang mau menikah dengan orang asing, beliau juga tidak bisa melarang.

Sebagai seorang Presiden, kesibukan beliau tentu sangat luar biasa. Beliau mengatakan tidak kurang dari 18 jam bekerja dalam sehari. Beliau melayani setiap tamu yang datang, walaupun waktu malam sekalipun.

“Saya bangun jam 6, saya jalan di kebun dan taman, untuk melihat apakah tumbuhan tertanam dengan baik. Kadang saya menerima tamu dengan pakaian piyama. Setelah sarapan, saya menerima kunjungan tamu atau bekerja di kamar kerja. Setelah makan siang, saya istirahat dan membaca, kemudian bekerja lagi sampai jauh malam,” jelas Bung Karno