Suatu hari Al Hujwiri pengarang kita Kasyful Mahjub menyesal meminjamkan dua bukunya. Buku tersebut berisi tentang keimanan dan ungkapan-ungkapan Al Hallaj. Buku yang merupakan karyanya itu belum sempat diberi judul.
Selama beberapa waktu buku yang dikarangnya itu tiba-tiba muncul dengan judulyang lain. Celakanya pengaranagnyapun juga bukan namanya melainkan nama si peminjam. Tentu hal ini membuat Al Hujwiri sangat menyesal.
Atas pengalamannya itu ia selalu menulis dengan jelas namanya dalam setiap karya-karyanya.
Al Hujwiri adalah nama yang tidak asing dalam dunia sufi. Beliau adalah orang pertama yang menulis tentang sufisme dalam bahasa Persia. Karyanya yang berjudul Kasyful Mahjub sudah menjadi bacaan wajib kaum sufi. Karya ini disejajarkan dengan kitab Ar Risalah karya Imam Al Qusyairi dan Tadzkiratul Awliya karya Fariduddin At Thar. Kitab Kasyful Mahjub sendiri berisi pandangan tentang mistik Islam dan riwayat hidup singkat para sufi.
Bernama lengkap Abu Hasan Ali bin Usman al Ghaznawi, Al Hujwiri termasuk salah satu ulama yang mempunyai banyak karya. Pencarian keilmuwannya sangat dimulai ketika mengembara ke berbagai kota dan negeri diantaranya di Irak, Khurasan, Kurdistan, Azarbaijan, Jurjan, Samarkand, Uskand, Marwi hingga Lahore di India. Beliau pernah berguru kepada Abul Abbas Al-Syaqani, Abu Fadhl Muhammad bin Hasan Al-Khuttali, Abu Al-Qasim Al-Jurjani serta Khwaja Al-Muzaffar Ahmad bin Hamdan. Bahkan disebutkan pernah bertemu dengan Imam Al-Qusyairi.
Mengembara menuntut ilmu, dan bertemu dengan berbagai ulama dan intelektual, memberikan wawasan tersendiri dalam pemikiran Al-Hujwiri. Apalagi ia juga sangat rajin membaca berbagai literatur selama dalam pengembaraan, hingga wawasan pemikirannya sangat luas. Tidak keliru jika para ahli menyebut Al-Hujwiri sebagai salah seorang ulama besar dalam dunia tasawuf. Hasil tulisan Al Hujwiri selain kasyful Mahjub Diwan Minhaj Al-Din, Asrar Al-Khiraq al-Mulawwanat, Fana-U Baqa, Al-Bayan li Ahl al-Iyan, Bahr al-Qulub dan Al-Riayat al-Huquq Allah
Untuk kitab Kasyful Mahjub, di mata para pengamat mempunyai beberpa kelabihan. Diantaranya menguraikan dengan tajam dua belas aliran tasawuf yang berkembang pada saat itu. Mengungkapkan beberapa persoalan tasawuf yang sangat berat seperti Makrifat dan sebagainya. Tidak ketinggalan uraian yang sangat mendalam tentang beberapa aliran tasawuf sehingga mempermudah kita untuk mempelajarinya.
Beliau adalah seorang pengikut ahlussunnah wal jamaah. Tidak heran kalau dikelal sebagai ulama yang berusaha mendamaikant tasawuf , fikih dan teologi. Ia berulang kali mengingatkan bahwa tidak ada sufi yang bebas dari kewajiban syariat, atau mentaati hukum-hukum agama. Menurutnya syariat tanpa hakekat tidak membuahkan apa-apa. Sedangkan hakekat tanpa syariat, hanya membuahkan kemunafikan. Al Hujwiri wafat di Lahore hingga wafat pada 1073 M / 465 H.