
Adalah tidak mudah hidup tidak menyembah berhala di tengah begitu banyak berhala. Kredo kudus “Tidak ada berhala selain Tuhan” seolah luruh, berganti menjadi “Tidak ada Tuhan selain berhala”. Hari-hari ini, kita melihat dengan sembilu manusia begitu khusyu’ menyembah berhala.
Adalah fakta, manusia modern lebih takut miskin ketimbang Tuhan, yang dengan ketakutan itu, ia mencipta begitu banyak teror bagi kemanusiaan.
Uang menjadi berhala yang dirindu nyaris semua manusia. Voltaire, Filsuf Perancis itu, pernah berseloroh :”berhubungan dengan uang, manusia mempunyai agama yang sama”.
Dan, berhala yang mempunyai kemampuan merusak sangat dahsyat adalah diri sendiri atau ego diri.
Manusia yang memberhalakan diri sendiri melihat orang lain hanya dengan sebelah mata. Ia mengalami krisis empati.
Suatu ketika, paska perang Badar, Rasulullah bersabda :”jihad paling besar adalah melawan hawa nafsu”.
Ya, nafsu diri itu menjadi berhala agung yang sulit ditundukkan, lebih sulit dari menemukan Pokemon.
Segala huru-hara dunia diawali dari kegagalan manusia mengendalikan hawa nafsunya.
Beragam teror terjadi karena hawa nafsu itu tumbuh liar laksana cendawan di musim hujan.
Akhirnya, di abad 21 ini, kita mengucap dengan khusyu’ “Tidak ada Tuhan selain hawa nafsu”. Nafsu menjadi berhala agung umat manusia.