Sebagai manusia, kita sering menanyakan segala hal. Pertanyaanya pun bermacam-macam, dari pertanyaan sederhana dan sepele, hingga pertanyaan yang rumit dan penting. Tujuan bertanya juga beraneka ragam, ada yang karena tidak tahu sebelumnya, merasa ragu, hingga menguji seseorang.
Pertanyaan juga bisa muncul pada aktifitas sehari-hari yang selalu kita lakukan, termasuk ibadah. Apakah pernah terlintas di dalam pikiran kita, kenapa kita shalat menghadap kiblat? Kenapa saat berdoa, posisi tangan kita menadah ke arah atas? Kenapa ketika sujud, dahi kita menyentuh bumi?
Semua pertanyaan tersebut telah terjawab dalam kitab al-Iqtishod fil I’tiqod karangan imam Ghazali. Kitab ini merupakan salah satu karya monumental, selain kitab Ihya Ulumidin, terkait ilmu tauhid. Lalu, bagaimana al-Ghazali menjawab pertanyaan tersebut?
Menurut al-Ghazali, umat Islam selalu mengharapakan shalat yang sempurna, bukan sekedar untuk menggugurkan kewajiban. Untuk mendapatkan hal tersebut, kita memerlukan hati yang khusyu. Hati yang khusyu bisa didapatkan jika anggota badan juga khusyu.
Karena hati mempunyai hubungan dengan anggota badan, maka, ketika kita sholat menghadap kiblat, anggota badan kita fokus dan khusyu pada satu arah. Hal ini membantu hati untuk juga khusyu pada satu tujuan, yaitu Allah Swt. Sehingga diambil kesimpulan, salat menghadap kiblat, membantu proses untuk mendapatkan kekhusyukan dan tunduk kepada Allah Swt.
Posisi badan dan tangan menadah ke arah atas ketika berdoa, juga mempunyai makna tersendiri. Biasanya, seseorang menghadap ke atas untuk menunjukkan sesuatu yang agung. Maka, posisi badan dan tangan menadah ke arah atas ketika berdoa adalah bentuk ekspresi pengagungan Allah SWT oleh anggota badan kita.
Lalu, bagaimana dahi menyentuh bumi ketika sujud?
Sujud dengan posis dahi menyentuh bumi untuk membantu manusia dalam mendapatkan sifat tawadhu dalam hati dan akal. Ketika sujud, kita merendahkan dan meletakkan anggota badan yang paling mulia, yaitu kepala, di atas sesuatu yang sangat rendah, yaitu bumi. Hal ini menggambarkan, kerendahan manusia di sisi Allah SWT.
Sujud juga mengingatkan bahwa manusia bukan dari sesuatu yang mulia, akan tetapi ia berasal dari sesuatu yang ia jadikan tempat sujud, yaitu tanah (bumi). Maka, sujud dengan dahi menyentuh bumi, itu untuk membantu kita mendapatkan sifat tawadhu dan mengingatkan bahwa kita tidak ada apa-apanya di sisi Allah SWT.
Wallahu A’lam.