Belajar Sabar karena Disakiti Tetangga dari Malik bin Dinar

Belajar Sabar karena Disakiti Tetangga dari Malik bin Dinar

Rasulullah bersabda: Jibril tak henti-hentinya berpesan kepadaku tentang tetangga. Hingga aku mengira bahwa dia (Jibril) hendak memberikan warisan (hadiah spesial) untuknya.

Belajar Sabar karena Disakiti Tetangga dari Malik bin Dinar

Siapa yang tak kenal dengan sosok Malik bin Dinar? Ya, ia adalah tokoh salah satu tokoh sufi yang kepribadiannya banyak menginspirasi sejumlah umat Islam. Tak jarang jejak kehidupannya banyak di-spill dalam kitab-kitab klasik. Bahkan, juga menjadi rujukan orang-orang untuk proses perbaikan hidup mereka.

Satu dari sekian banyak kesalehan hidup Malik bin Dinar yang sangat inspiratif dan patut diteladani adalah sifat sabarnya yang bisa dibilang di luar nalar lazimnya manusia. Kesabarannya sempat diuji oleh salah seorang tetangga yang etikanya sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan.

Al-kisah, Malik bin Dinar mempunyai tetangga non-muslim yang memelihara beberapa ekor sapi. Tembok kandangnya sedikit agak doyong ke temboh rumah Malik bin Dinar. Bahkan, kondisi tembok kandang sudah retak dan hampir roboh.

Setiap hari, sapi-sapi itu mengeluarkan kotoran dan air kencing yang mengarah ke tembok. Karena kondisi tembok yang sudah rusak serta banyaknya kotoran dan air kencing hingga akhirnya masuk meresap ke tembok rumah Malik bin Dinar.

Malik bin Dinar hampir tiap harinya tidak pernah tidak membersihkan (mensucikan) najis yang masuk ke dalam tembok rumahnya. Ia tidak pernah mengeluh apalagi protes marah ke tetangganya. Ia hanya membiarkan perlakuan tetangganya itu dengan penuh kesabaran dalam jangka waktu yang cukup lama.

Tetangganya lantas terheran-heran dengan sikap tenang tanpa perlawanan yang ditunjukkan Malik bin Dinar kepadanya. Keheranannya semakin tak terkendalikan hingga membuatnya tergerak untuk bertamu ke rumah Malik bin Dinar. Sesampainya dirumah terjadilah dialog antara tetangga dengan Malik bin Dinar.

“Wahai Malik bin Dinar! Aku telah lama menzalimimu. Tapi mengeapa engkau begitu sabar dan tak juga pernah bercerita perihal itu kepadaku.” Tanya tetangga itu makin penasaran

“Rasulullah bersabda: Jibril tak henti-hentinya berpesan kepadaku tentang tetangga. Hingga aku mengira bahwa dia (Jibril) hendak memberikan warisan (hadiah spesial) untuknya.” Jawab Malik bin Dinar dengan rileks sembari tersenyum

Malik bin Dinar menandaskan kepada tetangga itu, jika Jibril begitu seringnya berpesan kepada Rasulullah tentang tetangga, itu artinya tetangga sangatlah istimewa dan harus dimuliakan.

Mendengar jawaban dan sikap Malik bin Dinar tersebut, tetangga yang non-muslim tadi langsung tersimpuh malu, gemetar, dan sangat menyesali perbuatannya. Seketika itu juga ia masuk Islam dan memperbaiki kualitas keislamannya dari hari ke hari.

Dari kisah kesabaran Malik bin Dinar di atas, kiranya bisa kita teladani melalui beberapa alasan dan poin penting sebagai berikut: Pertama, Berbuat baik kepada tetangga merupakan ciri utama orang beriman; Kedua, membalas perlakuan buruk dengan keburukan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, malah justru memperkeruh hubungan sosial makin parah; Ketiga, sikapi kejahatan dengan kebaikan, niscaya keberkahan akan turun mempererat hubungan kemanusiaan; Keempat, jangan pernah lelah menjadi orang baik, karena kebaikan adalah ladang pahala sekaligus menjadi magnet kuat bagi orang jahat untuk melepas ego kejahatannya; Kelima, menjadi orang penyabar adalah aset berharga karena menjadi bagian dari hamba-hamba yang dicintai Allah azza wa jalla.

Demikian sekelumit hikmah dari kisah Malik bin Dinar. Semoga senantiasa menginspirasi kita untuk berkomitmen menjadi orang yang sabar. Perlahan meniti jalan yang diridai Allah yang Maha Sabar.