Baghdad merupakan ibu kota negara Irak, sekaligus menjadi kota terbesar kedua di Asia Barat Daya setelah Teheran. Kota ini terletak di antara sungai Tigris dan Eufrat. Baghdad mempunyai sejarah yang sangat panjang. Sebelum akhirnya kota ini dibangun kembali pada masa Khalifah al-Manshur (754-775M), yang merupakan khalifah kedua Daulah Abbasiyyah.
Di masa pemerintahan khalifah kedua Abbasiyah inilah, pusat pemerintahan Daulah Abbasiyyah dipindahkan ke Baghdad. Di masa ini, kota ini disulap, dari kota yang dulunya kecil menjadi besar dan megah.
Pemilihan Baghdad sebagai pusat pemerintahan Daulah Abbasiyyah didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti aspek politik, keaamanan, sosiaal dan letak geografisnya.
Hal ini dikarenakan masih banyak sisa-sisa lawan politik Daulah Abbasiyyah di kota-kota yang terlebih dulu berkembang, seperti Damaskus, Kufah, dan Bashrah.
Selama pemerintahan Daulah Abbasiyyah, Baghdad menjadi pusat peradaban dunia dan pusat intelektual muslim dunia. Tepatnya pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid (786-809 M), Baghdad menjadi saingan satu-satunya bagi Byzantium. Saat itu, kejayaan mampu berjalan seiring dengan kemakmuran kerajaan, terutama ibu kotanya, Baghdad. Saat itulah Baghdad menjadi kota tak tertandingi di seluruh dunia.
Pada masa inilah, Baghdad menjelma sebagai tonggak keemasan peradabaan Islam. Pada saat itu juga Islam berkembang menjadi kebanggaan dunia. Seni, ilmu, dan filsafat baik dari Persia ataupun Yunani, diterjemahkan kedalam bahasa Arab dan diolah untuk kemudian dikembangkan sebagai hasil dari peradaban Islam.
Kemajuan Baghdad dalam berbagai disiplin keilmuan tersebut, berpengaruh besar pada kota-kota Islam lainnya: Kairo, Damaskus, Bashrah, Kufah, Samarkand, Bukhara dan Khurasan, yang kemudian melahirkan para intelektual besar Islam
Maka tidak heran, jika dari Baghdad lahir intelektual-intelektual besar dalam dunia Islam yang mengembangkan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Seperti bidang fikih, filsafat, hadis, teologi, bahasa, seni, sastra, geografi, astronomi, kimia, kedokteran dan berbagai bidang keilmuan lainnya. Inilah zaman kejayaan Baghdad, sehingga Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Dan di masa inilah kejayaan Islam begitu gemilang.
Contoh beberapa intelektual besar muslim yang lahir dari kejayaan Baghdad adalah Al-Kharizmi, Al-Farabi, Al-Ghazali, imam madzhab fikih empat, dan masih banyak lagi sarjana muslim lainya. Bahkan Cordoba yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Daulah Umayyah II, mendatangkan profesor-profesor dari Baghdad untuk mengajar di sana. Maka tak heran jika Baghdad dijuluki sebagai negeri para profesor, negeri para ulama, dan negeri para intelektual muslim.
Lahirnya para intelektual besar muslim dari Baghdad, tidak lain adalah jasa para pemimpin Dinasti Abbasiyah yang begitu memerhatikan keilmuan dan para ulama. Bahkan pada masa khalifah Al-Ma’mun, Baghdad mempunyai sebuah perpustakaan besar yang diisi dengan ribuan kitab dengan berbagai bidang keilmuan yang berbeda-beda. Perpustakaan tersebut bernama Baitul Hikmah atau Darul Hikmah.
Banyak juga karya sastra yang muncul dari kejayaan Baghdad. Salah satunya yang paling terkenal adalah Alfu Lailah wa Lailah (Seribu Satu Malam), serta kesenian musik yang ada dalam islam, yang pernah tersimpan di dalam Istana Baghdad.
Di Baghdad juga tercatat pernah ada perguruan tinggi yang berperan penting dalam kemajuan peradaban Islam saat itu, yaitu perguruan tinggi An-Nidzamiyah yang didirikan oleh perdana menteri Nidzamul Mulk, juga perguruan tinggi Al-Muntashir Billah.
Selain perguruan tinggi, di Baghdad juga pernah berkembang pabrik kertas dan percetakan. Pabrik kertas dan percetakan ini adalah salah satu prestasi gemilang yang berhasil ditorehkan bangsa Islam waktu itu.
Kota ini di masa lalu adalah representasi dari kota modern dan percontohan bagi peradaban dunia saat itu. Inilah kota bersejarah dan memiliki andil besar dalam kemajuan peradaban Islam. Sekaligus menjadi rumah dan tempat lahirnya para intelektual muslim yang membawa kejayaan Islam.
Sebelum perang yang berkepanjangan sejak tahun 1991 M, Baghdad merupakan salah satu tujuan para penuntut ilmu. Salah satu ulama abad modern sekaligus pemikir Islam yang lahir dari Baghdad adalah Syekh Abdul Karim Zaidan.
Wallahu A’lam.