Tidak semua orang senang dengan kebaikan. Kadang hinaan dan makian kerapkali dilontarkan kepada orang yang melakukan kebaikan. Walaupun Islam dipahami sebagai agama yang baik, tapi faktanya masih ada saja orang yang menghina dan merendahkan agama Islam. Terkait hal ini, Habib Umar bin Hafidz berpesan, seburuk apapun orang memaki kamu, merendahkan kamu, ingatlah bahwa balasan dari makian yang dilontarkan kepadamu adalah kegembiran hati Rasulullah SAW dan ridha Allah SWT. Sadarilah, apabila kamu tidak membalas keburukan dengan keburukan, Allah akan memberikan kebaikan kepadamu.
Salah seorang guru dari guru kami pernah berkata, “Saya tidak mau tidur di malam hari, jika dalam hati saya masih terdapat kebencian terhadap orang lain. Apabila kebencian itu sudah hilang, dan tidak ada satu pun kebencian di dalam hati saya terhadap orang lain, baru saya bisa tidur. Saya tidak pernah memandang orang lain lebih rendah dari diri saya. Saya tidak tahu siapa yang lebih mulia di hadapan Allah: saya atau mereka.”
Dikisahkan, Ibrahim bin Adham, dulu pernah bekerja sebagai penjaga kebun. Ia tiba-tiba didatangi tukang pungli yang arogan dan jahat. Tukang pungli itu meminta buah. “Ini bukan milik saya, saya tidak akan berikan kepadamu,” Kata Ibrahim bin Adham. Tukang pungli itu marah, memukuli Ibrahim berkali-kali. Sekalipun sudah dipukuli, Ibrahim tidak mau memberikan buah, hingga akhirnya tukang pungli putus asa sendiri.
Dia pergi meninggalkan Ibrahim, dan tiba-tiba ada orang yang menghampirinya, dan berkata, “Kamu tidak tahu siapa orang yang kamu pukuli tadi? Dia adalah orang yang sangat terkenal, wali besar, namanya Ibrahim bin Adham.” Tukang pungli itu terkejut, “Oh itu Ibrahim yang terkenal dengan kesalehannya.” Dia pun segera mendatangi Ibrahim bin Adham untuk meminta maaf.
“Maafkan aku, karena sudah melakukan perbuatan buruk kepadamu”
“Sebelum tanganmu lepas dari pipiku, aku sudah memaafkanmu,” Jawab Ibrahim bin Adham.
“Kenapa engkau begitu mudah memaafkan aku?”
“Aku tidak mau gara-gara masalah ini, aku mendapatkan pahala karena tamparan kamu, dan aku tidak membalasnya. Sementara kamu mendapatkan dosa gara-gara tamparan itu. Makanya, saya memaafkan kamu saat itu juga,” Jelas Ibrahim bin Adham.
Adapun informasi yang sampai kepada kita hari ini, atau konten media yang kita saksikan, terkait orang yang merendahkan agama Islam, ketahuilah bahwa sebenarnya mereka itu orang yang buta terhadap agama. Mereka orang yang perlu dikasihi dan dirahmati. Mereka mendapatkan persepsi buruk tentang Islam. Kasihilah mereka dan doakan agar mereka mendapatkan hidaya dari Allah SWT.
Jangan pelit untuk memberi nasehat kepada mereka. Nasehat itu mesti dibungkus dengan rahmat dan kasih sayang, cinta dan ketulusan, serta prinsip dan ketegasan. Bisa jadi, orang itu akan banyak terpengaruh nasehat yang kita sampaikan, daripada provokasi untuk melakukan kejahatan dan keburukan yang mereka terima. Siapa tahu, dengan nasehat yang kita sampaikan, itu menjadi sebab bagi mereka untuk mendapatkan hidayah Allah SWT. Perlu diketahui, siapapun yang mengajak orang lain menuju hidayah dan kebaikan, dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut, tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.