Setiap orang pasti pernah merasakan bermimpi sesuatu dalam tidurnya, entah itu sesuai realiata atau hanya sebagai kembang tidur semata. Di dalam al-Qur’an pernah menyinggung salah satu seorang Nabi yang mampu menafsirkan sebuah mimpi, yaitu Nabi Yusuf A.S.
Salah seorang Ulama’ yang bernama Abdu al-Ghani bin Ismail yang lebih dikenal dengan Ibnu Nablusi mempunyai karya yang bernama Ta’thir al-Anam fi Tafsir Ahlam tentang tafsir mimpi berdasarkan abjad. Dalam kitab itu, ia menjelaskan bahwa ilmu tentang tafsir mimpi sebagai disiplin ilmu yang cukup tinggi kedudukannya, karena mimpi para Nabi juga termasuk dari Wahyu kenabian.
Di dalam Fatawa al-Imam An-Nawawi termuat sebuah pertanyaan seputar mimpi bertemu Nabi Muhammad, apakah hanya terbatas kepada orang shaleh saja, atau untuk orang yang kurang baik akhlaknya, maupun prilakunya? Ia menjawab bahwa mimpi bertemu Nabi Muhammad tak hanya terbatas kepada orang baik(shaleh) saja, namun semua kalangan bisa bermimpi dengan Nabi Muhammad. Mimpi ini sebagai kabar gembira terhadap seorang hamba yang dikehendaki-Nya, dan setan tak
mampu menyerupai fisik atau penampilan Nabi.
Jadi bila seseorang bermimpi bertemu dengan Nabi, maka mimpinya itu pasti benar. Sebaiknya sebelum tidur, seseorang berusaha dalam kondisi suci, serta menghadap kiblat, ditambah membaca doa serta ditambah membaca surat al-Ikhlas, dan surat Muawwidzatain yaitu al-Falaq dan al-Nas agar terlindungi dari godaan Syaithan melalu mimpi.