Selain babi, anjing binatang yang paling seringkali didiskusikan dalam Islam. Kehadirannya membuat sebagian muslim merasa jijik. Dalam beberapa kasus, keimanan seorang terkadang diukur berdasar apakah dia pelihara anjing atau tidak. Kalau ada orang Islam yang pelihara anjing dianggap Imannya kurang, Islamnya kurang kafah, dan seterusnya.
Padahal, kalau diperhatikan dalam sejarah Islam, interaksi muslim dengan anjing merupakan suatu hal yang lumrah. Buktinya, seperti dijelaskan Ustadz Ahong dalam cuitannya, cucu Nabi Muhamammad SAW: Hasan dan Husein, waktu kecilnya juga suka bermain dengan anjing kecil. Bahkan, anjing kecil itu ikut tidur bareng di Kasur.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ketika malaikat Jibril mau menyampaikan wahyu kepada Rasulullah, beliau belum mau masuk karena ada anjing kecil itu. Sebagian ulama berpendapat, malaikat yang tidak mau masuk rumah yang ada anjingnya hanya malaikat penyampai wahyu, yaitu malaikat Jibril, bukan semua malaikat.
“Yang saya belum temukan penjelasannya dari para ulama, mengapa malaikat Jibril enggak masuk rumah yang ada anjingnya. Apa karena malaikat Jibril tidak mau diketahui kehadirannya oleh makhluk lain, selain Nabi Muhammad? Sebab anjing itu makhluk Tuhan yang mudah melihat makhluk ghaib, seperti Malaikat. Bahkan, wujud malaikat sendiri kalau ditampakkan bisa membuat orang pingsan,” Jelas Ustadz Ahong.
Dalam hadis lain disebutkan, orang yang memelihara anjing pahalanya akan berkurang. Memang ada hadis seperti ini, kata Ustadz Ahong, tetapi maksudnya adalah yang dikurangi pahalanya itu bila gonggongan anjing yang dipelihara itu menganggu orang lain atau tetangga. Kalau tidak ada yang terganggu, tidak akan dikurangi.
“Sebagian Syekh Al-Azhar malahan memfatwakan anjing itu suci, baik air liur ataupun tubuhnya. Sehingga, kita dibolehkan menyentuh dalam keadaan kering maupun basah. Oleh karenanya, kalau kita masih punya stigma buruk pada teman-teman Muslim yang memelihara anjing, sebaiknya kita ubah,” Ujar Ustadz Ahong.
Semoga dengan penjelasan Ustadz Ahong ini kita berhenti untuk menghakimi orang lain, apalagi dalam persoalan khilafiyyah, atau masalah yang masih diperdebatkan hukumnya oleh para ulama. Anehnya, manusia tidak hanya menghakimi sesama manusia, tapi binatang, seperti anjing pun dihakimi. Ingatlah, dalam hadis Rasulullah bersabda, “Sayangilah semua makhluk Tuhan di bumi, niscaya kalian akan disayangi makhluk Tuhan yang ada di langit.”
“Mari memperluas literasi kita.Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Orang yang pengetahuannya luas itu cenderung sedikit sekali nyalah-nyalahin orang lain,” Tutup Ustadz Ahong.