Di antara para orientalis pengkaji al-Quran masa awal, Arthur Jeffery merupakan salah satu sosok yang paling tersohor sekalugus kontoversial. Jeffery mewacanakan gagasan untuk membuat al-Quran edisi kritis (Critical edition of Qur’an).
Arthur Jeffery dilahirkan di Melbourne pada tanggal 18 Oktober 1892. Sebagai seorang penganut Protestan, Jeffery juga dikenal sebagai ahli sejarah Timur Tengah dan Professor bahasa Semit di School of Oriental Studies di Kairo. Jeffery juga memiliki kelebihan menguasai 19 bahasa, termasuk Arab dan Inggris.
Karena keahliannya ini, pada tahun 1953 sampai 1954, Jeffery dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Tahunan Pusat Penelitian Amerika (Annual Director of the American Research Centre) di Mesir. Ketika menjabat posisi ini, Jeffery sempat mengedit Muqaddimataani fii Uluumi al-Quran wa humaa Muqoddimah Kitab al-Mabaani wa Muqoddimah Ibnu Atiyyah (Dua Muqaddimah Ulumul Qur’an: Muqaddimah Kitab al-Mabaani dan Muqaddimah Ibnu Atiyyah) yang diterbitkan di Kairo pada tahun 1954.
Jeffery terus menggeluti kajian al-Quran secara konsisten melalui beberapa tulisannya. Karya pertamanya berjudul Eclecticism in Islam dan masih banyak karya Jeffery lainnya yang banyak dituangkan dalam Jurnal The Muslim World.
Pada tahun 1957, Jeffery menerbitkan buku berjudul The Koran, Selected Suras: Translated from the Arabic. Dalam buku ini, Jeffery menerjemahkan 64 surat al-Quran dan memberinya catatan-catatan. Jeffery menyusun sendiri urutan surat-surat yang dia yakini sebagai susunan surat al-Quran yang sebenar-benarnya.
Terkait hal tersebut, Gabriel Said Reynolds dalam bukunya berjudul The Qur’an in Its Historical Context, menyebut bahwa Jeffery bersama dua koleganya di Munich, Proffesor Bergstrasser dan Otto Prezl berencana membuat al-Quran edisi kritis dengan alasan kondisi al-Quran rentan dengan kesalahan dan pemalsuan.
Usaha ini sudah dimulai pada tahun 1926 dimana Jeffery bertugas sebagai pengumpul variasi manuskrip dari sumber-sumber literatur Islam, sementara kedua koleganya melakukan dokumentasi terhadap manuskrip yang berhasil ditemukan.
Untuk menunjukkan keseriusannya, Jeffery memulai kajian atas al-Quran ini dengan mengumpulkan data-data yang bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti buku-buku tafsir, hadis, kamus, qira’ah, karya-karya filologis dan manuskrip-manuskrip al-Quran.
Jeffery berkeyanikan bahwa gagasan ambisius ini bisa direalisasikan melalui dua hal: pertama, menampilkan hadis-hadis mengenai teks al-Quran. Kedua, menghimpun dan menyusun segala informasi yang tersebar di dalam dunia kesusasteraan Arab, yang berkaitan dengan varian bacaan (varratio lection) yang resmi dan tidak resmi tentang kritik historis al-Quran.
Melalui proyek al-Quran edisi kritisnya ini, Jeffery berusaha meletakkan kembali surat-surat al-Quran dalam sistematika tertentu karena dia beranggapan bahwa al-Quran yang ada saat ini tersusun secara sembarangan.
Salah satu pandangan Jeffery yang “menarik” lainnya adalah bahwa dia tidak mengakui surat al-Fatihah sebagai bagian dari al-Quran. Ditambah lagi, surat kedua bukan al-Baqarah, tetapi al-Alaq. Adapun surat ketiga bukan Ali-Imran, melainkan al-Mudassir.
Sebelumnya, susunan surat yang mirip karya ini sudah dilakukan oleh para orientalis pengkaji al-Quran lain seperti Theodore Noldeke, Friederich Schwally, Edward Sell, Richard Bell dan Blachere.
Sejarah Orientalisme (1): Kebencian dan Kritik terhadap Al-Quran dan Hadis
Salah satu alasan terbesar lain Jeffery hingga ingin membuat al-Quran edisi kritis adalah bahwa al-Quran yang ada saat ini tidak kritis dan belum memuaskan karena tidak memuat pengaruh bahasa asing. Dalam pandangan Jeffery, al-Quran telah terpengaruh berbagai bahasa asing seperti Ethiopia, Aramaik, Ibrani, Syria, Yunani kuno, Persia, dan bahasa lainnya.
Jeffery menganggap kosa kata yang ada di dalam al-Quran mengambil istilah-istilah dari Yahudi, Kristen dan budaya lain yang sudah ada sebelumnya. Jeffery membuktikan pernyataannya mengenai pengaruh kosa kata asing ini melalui karyanya yang berjudul The Foreign Vocabulary of the Qur’an (1938).
Di dalam karya tersebut, Jeffery membahas sekitar 316 kata di dalam al-Quran yang dia anggap berasal dari kosa kata asing. Apabila pengaruh kosa kata asing di dalam al-Quran mampu dieksplorasi dengan baik, Jeffery berharap akan lahir kamus al-Quran yang memuat sumber-sumber filologis, epigrafi, dan analisa teks.
Kamus tersebut supaya dapat dibandingkan dengan kamus yang sudah digunakan untuk Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kamus ini juga akan berguna untuk meneliti secara menyeluruh kosa kata al-Quran.
Dalam tulisannya yang berjudul “Islam: Muhammad and His Religion” (1958), Jeffery menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad telah meminjam, mengubah, dan menggunakan istilah-istilah asing tersebut untuk disesuaikan dengan kepentingannya.
Naas bagi Jeffery dan koleganya, karena usaha mereka dalam menghimpun segala informasi mengenai al-Quran gagal dikarenakan dua koleganya meninggal pada Perang Dunia II. Ditambah lagi, segala bahan yang telah mereka kumpulkan di Munich musnah terkena bom tentara Sekutu. Diperkirakan ada sekitar 40.000 naskah mereka yang hilang karena peristiwa ini. Dengan demikian, Arthur Jeffery gagal mewujudkan rencana ambisiusnya terhadap al-Quran.