Lajnah Falakiyah PBNU mengumumkan bahwa awal Sya’ban tahun 2020 ini jatuh pada malam Kamis, 25 Maret 2020. Hasil ini diputuskan setelah proses rukyah hilal pada hari Selasa kemarin tidak mendapatkan hasil, sehingga harus istikmal, yaitu disempurnakan bulan Rajab hingga tanggal 30.
“Awal Sya’ban 1441 H bertepatan dengan hari Kamis Legi (mulai malam Kamis), 26 Maret 2020 atas dasar istikmal, sebab rukyah pada Selasa petang tidak dapat melihat hilal,” tutur Sirril Wafa dalam rilisnya.
Ada beberapa amalan sunnah bulan Sya’ban yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah puasa sunnah Sya’ban. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa puasa Sya’ban adalah puasa sunnah yang utama setelah bulan-bulan agung (asyhurul hurum), yaitu, Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, dan Dzulhijjah.
“Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqa‘dah, lalu Sya‘ban. Ucapan mereka dilihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang disebutkan kesunahannya sama, ”
Berikut ini lafal niat puasa Sya‘ban tahun 2020 jika kita niatkan pada malam harinya:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.
“Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah SWT.”
Orang yang ingin berpuasa Sya‘ban di siang hari tetapi tidak sempat melafalkan niat dan berniat puasa di malam harinya boleh menyusul pelafalan niat dan memansang niat sunah puasa Sya‘ban seketika itu juga.
Kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Berikut ini lafal niat puasa sunah Sya‘ban di siang hari:
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.
“Aku berniat puasa sunah Sya‘ban hari ini karena Allah SWT.”
Wallahu a’lam.