Disebutkan ada seorang jamah haji yang ketiduran di Madinah. Dalam keadaan antara sadar dan tidak, ia terkejut dengan bayangan hitam yang berkelebat. Bayangan itu seperti mencuri sesuatu milkinya. Sontak laki-laki itu langsung terjaga oleh tidurnya. Ia kemudian keluar dan dilihatnya Syikh Ja’far Shodiq. Tanpa bertanya terlebih dahulu, orang tersebut langsung menuduh Syeikh Ja’far Shodiq adalah orang yang mencuri kantong uangnya tadi. Alasannya adalah Syeikh Ja’far Shodiq adalah orang yang pertama kali dilihatnya.
“ Engkau adalah orang yang mencuri kanongku,” bentaknya.
“ Apa isi kantongmu,” tanya Syeikh Ja’far Shodiq.
“ Uang seribu dinar,” katanya.
Lalu Syeikh Ja’far Shodiq pulang kerumah. Diambilnya uang seribu dinar dan kemudian diberikan kepada lelaki itu. Maka kemudian lelaki tersebut pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, betapa kagetnya. Ternyata di rumah kantong berikut uang yang disangkanya di curi masih ada. Ia kemudian menyesal telah menuduh seseorang mencurinya. Lelaki itu tidak mengenal siapa yang dituduhnya itu. Makanya dengan tekat bulat lelaki itu kembali ke Madinah. Ia bermaksud mengembalikan uang tersebut dan minta maaf.
Maka iapun kemudian bertemu dengan Syeikh Ja’far Shodiq dan mengembalikan uangnya. Namun ulama besar itu menolak dan berkata,” Sesuatu yang telah saya keluarkan tidak mungkin saya minta atau tarik kembali.”
Jawaban tersebut membuat lelaki itu lebih mersa tidak enak. Kemudian ia mersa curiga dan bertanya kepada seseorang,” siapakah lelaki itu?”
“ Ia adalah Syeikh Ja’far Shodiq,” jawabnya
Mendengar jawaban itu ia hanya melongo dan kagum atas akhlaknya.