Hampir semua orang di dunia mengetahui bahwa pencetus penerbangan pertama adalah Wright Bersaudara, yaitu Orville Wright dan Wilbur Wright. Memang benar bahwa mereka berdua merupakan penemu teknologi penerbangan yang mampu menerbangkan “Wright Flyer 1” dan kemudian menjadi catatan bersejarah dalam dunia penerbangan. Pesawat buatan mereka itu pun menjadi pesawat pertama yang ada di dunia.
Namun sesungguhnya, mereka berdua bukanlah orang yang menjadi pencetus konsep penerbangan pertama. Lalu sebenarnya siapakah pencetus konsep penerbangan pertama di dunia? Sebelum si kembar Wright Bersaudara memperkenalkan penemuan mereka, seorang ilmuan Islam di Andalusia (Spanyol) telah menciptakan konsep penerbangan pada masa kekhalifahan Bani Umayyah. Beliau adalah Abbas bin Firnas, orang yang pertama kali menemukan dasar-dasar konsep pesawat terbang pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan. Abbas bin Firnas menjadi manusia pertama yang terbang di dunia dan bahkan ia melakukan penerbangan tersebut ribuan tahun sebelum Wright Bersaudara dilahirkan.
Abbas bin Firnas memiliki nama lengkap Abu al-Qasim Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-Qurthubi. Beliau lahir pada tahun 810 M di Izn-Rand Onda, Al-Andalus atau yang kini dikenal sebagai Ronda, Spanyol. Abbas bin Firnas adalah seorang ilmuan, fisikawan, kimiawan, teknisi, sekaligus penyair Arab yang merupakan keturunan Berber. Ia menjalani kehidupannya di Cordoba, tepatnya pada abad ke-2 hingga abad ke-3 Hijriah dalam masa kekhalifahan bani Umayyah II.
Pada mulanya, Abbas memikirkan konsep terbang setelah membaca surat Al-Mulk ayat 19. Dalam ayat tersebut Allah berfirman, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS. Al-Mulk: 19)
Kemudian Abbas berpikir bahwa burung saja bisa terbang, apalagi manusia yang mempunyai akal dan terlebih jika Allah berkehendak maka apapun bisa terjadi. Abbas kemudian meneliti bagaimana burung bisa terbang hanya dengan mengepakkan sayap. Abbas Bin Firnas pun merakit sebuah sayap dan mengikatkan di tangannya. Ia kemudian pergi ke atas bukit yang rendah untuk mencoba sayap tersebut namun ia gagal dan terjatuh.
Pantang menyerah, Abbas bin Firnas kembali melakukan banyak penelitian dengan mengkaji masa benda terhadap udara dan pengaruh tekanan udara terhadap benda di ruang hampa. Ia pun terus menerus mengkaji massa benda dengan ilmu eksak yang ia miliki. Tak lama, Abbas menciptakan semacam sayap burung dengan bulu-bulu yang terbuat dari sutra yang diperkirakan mampu menahan massa tubuhnya. Ia kemudian mengumumkan percobaan penerbangan yang akan dilakukannya kepada orang-orang.
Masyarakat akhirnya berkumpul di pusat kota Cordoba untuk menyaksikan percobaan terbang yang dilakukan Abbas bin Firnas. Abas lalu menaiki tempat yang tinggi dan memulai aksinya dengan kedua sayap buatannya. Akhirnya, Abbas bin Firnas berhasil terbang melintasi bangunan-bangunan di wilayah Cordoba. Orang-orang yang menyaksikan pun merasa sangat takjub dengan percobaan Abbas bin Firnas yang berhasil.
Saat itu Abbas berhasil membuktikan bahwa benda padat sekalipun bisa melayang di udara. Pasalnya, ia mampu menjadikan tubuhnya ringan dan menolak gaya gravitasi. Tak berhenti di situ, Abbas mengembangkan teori-teorinya hingga terus digunakan oleh penerbangan modern saat ini.
Tak hanya itu, Abbas bin Firnas juga sempat menciptakan sebuah alat kendali terbang yang mampu mengontrol dan mengatur ketinggian saat terbang. Alat tersebut dipasang secara khusus pada bagian sayap dan juga sanggup mengubah arah terbang. Sejak saat itu, Abbas bin Firnas menjadi satu-satunya rujukan dunia penerbangan pada abad ke 11 Masehi. Namun sayangnya, buku-buku ensiklopedi sejarah penerbangan lebih banyak mencatat nama Wright Bersaudara sebagai pelopor dunia penerbangan. Padahal, Abbas bin Firnas adalah ilmuan muslim yang mencetuskan konsep penerbangan pertama di dunia.