MESIR, ISLAMI.CO – Badr Abdelatty Menteri Luar Negeri Mesir menyatakan dukungan terhadap negara-negara Arab yang tengah menghadapi ancaman Israel.
Mesir bahkan mengingatkan agar Timur Tengah tidak terseret jauh dalam perang skala penuh dan mengingatkan potensi bahaya tersebut.
Dalam konferensi persnya pada Minggu (24/11/2024) mengkritik kurang tanggapnya masyarakat internasional yang menyebabkan sistem global dalam bahaya.
Ia juga mengingatkan, perempuan dan anak-anak bisa menjadi korban dari agresi Israel seraya mengajak untuk akhiri agresi negeri Benyami Netanyahu itu.
Baca juga: Kondisi Palestina Kini Memburuk, Hujan Turun, Pengungsian Rusak
“Ketegangan di Gaza dan Lebanon berkontribusi terhadap militerisasi Laut Merah, yang tidak hanya merugikan perdagangan global tetapi juga perekonomian Mesir,” ujarnya dikutip dari Antara.
Menurutnya arogansi kekuasaan tidak akan menghasilkan stabilitas dan keamanan bagi Israel sebelum rakyat Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka yang sah dan penuh.
Akibat sistem global yang tidak seimbang, terjadi penurunan pendapatan yang cukup tinggi dan berdampak pada lalu lintas kelautan global.
Di waktu yang sama, Mesir juga memuji hubungan negara Mesir dengan Kuwait, menurutnya hubungan kedua negara tersebut sangat mendalam dan bersejarah baik di tingkat resmi maupun umum.
Sebelumnya seperti diberitakan, Sebuah langkah penting telah diputuskan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yakni surat keputusan penangkapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kepala pertahanan Yoav Galant dan pemimpin Hamas Mohammed Deif.
Mereka didakwa atas dugaan kejahatan peran dan kemanusiaan.
Surat itu resmi dilayangkan pada pada Kamis, 21 November 2024 waktu setempat. Surat penangkapan terhadap petinggi Israel itu dikeluarkan ketika serangan genosida Israel di jalur Gaza yang telah menewaskan 44.000 warga Palestina yang sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak-anak serta melukai ribuan warga Palestina lainnya.
Karenanya, Hakim Pidana Internasional mengatakan ketiga aktor tersebut memiliki alasan yang jelas bahwa ketiganya menanggung tanggung jawab pidana. Kantor perdana Menteri Israel menolak keras keputusan Mahkamah Pidana Internasional atas penangkapan Benjamin Netanyahu, Yoav Galant