Ramadhan momentum tepat untuk beribadah. Pahala beribadah di bulan Ramadhan dilipatgandakan oleh Tuhan. Ini semua berlaku karena kemurahan Yang Maha Kuasa. Meskipun demikian, mungkin ada yang bertanya, kenapa umat Islam diperintahkan untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya, terkesan hubungan antara muslim dengan Tuhannya sarat perhitungan?
Pertanyaan ini sempat diajukan Vincent dan Desta kepada Prof. Quraish Shihab. Dalam program Sahur Nih Yee, Vincent dan Desta menanyakan, “Di bulan Ramadhan ini orang disuruh berlomba-lomba ngumpulin pahala, katanya pahalanya berlipat ganda, tapi kok jadi kayak perhitungan ya?”
Prof. Quraish Shihab mengapresiasi pertanyaan ini. “Ini pertanyaan bagus,” Katanya. Penulis tafsir al-Misbah ini menjelaskan ada tiga macam tingkatan relasi antara hamba dengan Tuhan. Tingkatan pertama adalah seperti relasi ibu dan anak, tanpa pamrih. Keduanya rela berkorban untuk membahagiakan salah satunya: ibu rela berkorban demi anak, begitu pun sebaliknya. Orang yang menerapkan relasi ini, tidak menjadikan pahala sebagai tujuan utama. Mereka beribadah karena cinta dan ingin mendapatkan ridha Tuhan.
Tingkatan kedua, berbisnis dengan Tuhan. Orang yang beribadah karena ingin dapat pahala, seperti halnya orang yang sedang berbinis dengan Tuhan. Ada kesan, siapa yang mau dibeli Tuhan, bayarannya surga. Tingkatan paling bawah adalah seperti hubungan pembantu nakal dengan tuannya. Kalau disuruh bersihkan, dibersihkan. Tapi kalau tidak dilihat, kotorannya disembunyikan di bawah karpet.
“Kalau tanya saya, saya tidak sreg dengan hitung-hitung pahala itu, karena apa, kita serahkan pada Tuhan. Kalau anda berhitung sepuluh, anda akan diberi sepuluh, kalau memang wajar anda diberi sepuluh. Tapi kalau anda tidak berhitung sepuluh, boleh jadi dia akan memberi anda seratus karena kemurahan-Nya. Itulah tingkat tertinggi,” Tegas Prof. Quraish Shihab.
Akan tetapi, Prof. Quraish Shihab menggarisbawahi kalau ada orang yang beribadah karena ingin mengumpulkan pahala, itu juga tidak terlarang. “Orang beribadah demi mendapatkan surga, ataupun ingin menjauhi dari neraka, itu tetap dinilai tulus,” Tambahnya.