Dalam demo 211 beberapa waktu lalu, Habib Hanif Al-Attas mengatakan bahwa Habib Rizieq Syihab (HRS) akan segera pulang ke Indonesia. Ini merupakan tindak lanjut dari surat izin keluar Habib Rizieq dari Arab Saudi yang telah diterbitkan.
“Ada kabar gembira dari Makkah Al-Mukaramah, alhamdulillah berkat kita aksi, Allah SWT bela Imam Besar,” kata Hanif dalam orasi penutup demo FPI dkk di Kedubes Prancis, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).
Sejurus kemudian, kabar kepulangan Habib Rizieq tersebut dibenarkan oleh Sekum FPI Munarman. Ditengarai, info tersebut juga sudah beredar di grup WhatsApp.
“Ya… beliau akan mengumumkan langsung besok pagi,” kata Munarman, dikutip detik.com.
Dan, pagi ini, HRS benar-benar mengumumkan kabar kepulangannya. Lewat sebuah video yang ditayangkan akun YouTube Front TV, Rabu (4/11/), HRS akan terbang ke Jakarta pada pekan depan.
“Insyaallah saya dan keluarga, Insyaallah hari Senin tanggal 9 November 2020 jam 19.30 waktu Saudi, akan terbang dari bandara kota Jeddah dengan pesawat Saudiya,” kata Habib Rizieq.
HRS mengatakan bahwa dirinya dan keluarga akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 10 November 2020. Rencananya, dia dan keluarga akan langsung ke kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat.
“Insyaallah pesawat kami akan mendarat tiba di Bandara Cengkareng hari Selasa 10 November 2020 jam 9 pagi waktu Jakarta di terminal 3, bandara Cengkareng, Insyallah.”
“(Dan) Insyallah setelah kami mendarat, kami sekeluarga dari bandara akan langsung ke rumah kediaman kami di Petamburan Jakarta Pusat dan kami akan beristirahat dari hari itu sampai hari Rabu Kamis, 11 dan 12 November,” sambung Habib Rizieq.
Rupanya, kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia tidak saja untuk melepas rindu sama kampung halamannya, tetapi dia juga berencana memidanakan orang-orang yang sempat bilang bahwa HRS melampaui izin tinggal atau overstay selama di Mekah.
“Siapa pun, termasuk pejabat Indonesia, yang di dalam negeri atau luar negeri, kalau ada yang mengatakan saya overstay, saya akan tuntut secara hukum,” kata Rizieq dalam video tersebut.
HRS menganggap pernyataan melampaui izin tinggal sama saja dengan menuduhnya melanggar hukum. Oleh sebab itu, tindakan itu dianggapnya sebagai berita bohong atau hoaks.
Nah, akankah kepulangan HRS itu sekaligus menandai “revolusi akhlak” seperti yang pernah digaungkan-gaungkan FPI? Entahlah.
Yang jelas, kalau HRS benar-benar hendak melakukan “revolusi akhlak”, langkah untuk melaporkan oposan politiknya itu tentu saja merupakan manuver yang menarik. Tidak saja menandai bahwa HRS telah pulang ke Indonesia, tetapi “revolusi akhlak” yang dibayangkan FPI itu ternyata diawali dengan menuntut balas.