Sejak menerima tugas kenabian, Muhammad tak henti dimusuhi oleh kaum kafir Qurays. Ajaran Islam yang banyak menggugat praktik kehidupan kafir Qurays yang penuh diskriminasi dan pemberhalaan benda-benda ciptaan sendiri membuat Muhammad menjadi musuh bersama kafir Qurays, terutama jajaran elitnya. Beragam hinaan, intimidasi dan ancaman diterima Nabi Muhammad.
Suatu ketika, orang-orang kafir Quraisy menyewa seorang Yahudi untuk menyakiti Nabi SAW. Di jalan yang biasa dilewati Nabi untuk menuju Ka`bah, orang Yahudi tersebut berdiri menunggu Nabi. Di saat Nabi lewat, dia memanggil Nabi. Nabi, yang selalu menghormati orang lain, pun menengok. Di saat itulah orang Yahudi tersebut meludahi wajah Rasulullah SAW. Namun Nabi tak bereaksi, tidak sedikit pun menunjukkan rasa marah.
Keesokan harinya, Nabi kembali menuju Ka’bah melewati jalan yang sama. Dan beliau menyaksikan si Yahudi ada di tempat kemaren mencegatnya. Sesampainya di tempat yang sama, Nabi kembali dipanggil dan diludahi seperti sebelumnya.
Kejadian itu terus berulang selama beberapa hari, hingga suatu hari Nabi tidak mendapati lagi orang yang meludahinya tersebut. Nabi dalam hatinya, “Ke mana gerangan orang yang selalu meludahiku?”
Setelah sedikut mencari informasi, Nabi mengetahui kalau orang tersebut sedang sakit. Nabi pun pulang ke rumah untuk mengambil makanan yang ada, membeli buah-buahan, dan berjalan menuju rumah si Yahudi untuk menjenguknya.
Sesampainya di rumah si Yahudi Nabi pun mengetuk pintu. Dari dalam rumah, terdengar suara lirih Yahudi yang tengah sakit mendekati pintu sembari bertanya, “Siapa yang datang?”
“Saya, Muhammad,” jawab Nabi.
“Muhammad siapa?” terdengar suara Yahudi itu kembali bertanya.
“Muhammad Rasulullah,” jawab Nabi lagi.
Setelah pintu dibuka, alangkah terkejutnya si Yahudi, menyaksikan sosok yang datang adalah orang yang beberapa hari lalu dia ludahi wajahnya.
“Untuk apa engkau datang kemari?” tanya Yahudi itu lagi.
“Aku datang untuk menjengukmu, wahai saudaraku, karena aku mendengar engkau sedang sakit,” jawab Nabi dengan suara yang lembut.
“Wahai Muhammad, ketahuilah bahwa sejak aku jatuh sakit, belum ada seorang pun datang menjengukku. Bahkan Abu Jahal yang telah menyewaku untuk menyakitimu pun tidak datang menjengukku, padahal aku sudah beberapa kali mengutus orang kepadanya agar ia datang memberikan sesuatu kepadaku. Namun engkau, yang telah aku sakiti selama ini dan aku ludahi berkali-kali, yang pertama kali datang menjengukku,” kata Yahudi itu terharu. Ia pun lantas memeluk Nabi, mengucapkan maaf, dan dalam sebuah riwayat disebut menyatakan masuk Islam. [SA]