Salah satu mukjizat Rasulullah Saw. adalah peristiwa ketika beliau membelah bulan. Bagaimana kisahnya?
Alkisah, pada masa Jahiliyah tepatnya di daerah Syam hidup seorang raja bernama Habib bin Malik. Ia adalah sosok raja penyembah berhala, yang belum memeluk agama yang didakwahkan Nabi Muhammad Saw. Hingga suatu hari, Abu Jahal yang juga memusuhi dakwah Rasulullah Saw menyurati raja tersebut. Abu Jahal bersurat perihal dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad saw, hingga membuat raja tersebut penasaran dan ingin bertemu dengan Rasulullah Saw. Akhirnya raja tersebut membalas surat Abu Jahal, bahwa ia akan berkunjung ke Mekkah.
Mendengar hal tersebut, Abu Jahal bersama para pembesar Quraisy menyambut kabar tersebut dengan penuh kegembiraan. Sang raja dan 10.000 orang akhirnya bertolak untuk berkunjung ke Mekkah dan bertemu dengan Abu Jahal. Setelah bertemu Abu Jahal, sang raja bertanya, “seperti apa orang yang bernama Muhammad itu?” Abu Jahal lalu menjawab, “sebaiknya tuan tanyakan saja kepada Bani Hasyim.”
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Dhurrotun Nasihin karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi, bahwasanya raja tersebut lalu bertanya kepada salah seorang dari Bani Hasyim. Orang tersebut kemudian menjelaskan bahwasanya di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa dipercaya, jujur, dan baik budi. Namun sejak menginjak usia 40 tahun, ia mulai banyak menyebarkan agama baru. Menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami. Dia menyebarkan agama yang bertentangan dengan agama yang diwariskan oleh nenek moyang kami. Mendengar penjelasan tersebut, raja Habib kemudian memerintahkan untuk menjemput Rasulullah Saw. Dan jika tidak mau, harus paksa sampai mau.
Bersama Abu Bakar dan Siti Khadijah, Rasulullah Saw kemudian mendatangi mereka. Di sepanjang perjalanan, Siti Khadijah menangis karena khawatir akan keselamatan Rasulullah Saw. Melihat hal tersebut, Rasulullah Saw bersabda; “Kalian jangan takut, kita serahkan semua urusan kepada Allah Swt”.
Setelah sampai di Athbah, yaitu tempat di mana raja Habib berada. Rasulullah Saw mendapat sambutan dengan ramah, bahkan dipersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari emas.
Sang raja lalu berkata kepada Rasulullah Saw, “Wahai Muhammad, setiap Nabi memiliki mukjizat. Mukjizat apa yang kamu miliki?” Rasul kemudian membalikkan pertanyaan raja tersebut, “Mukjizat apa yang tuan inginkan?”
Raja Habib lalu menjawab, “Aku ingin matahari yang sedang bersinar engkau tenggelamkan. Setelah itu, munculkanlah bulan. Kemudian turunkanlah bulan itu ke tanganmu, belah bulan itu menjadi dua bagian. Dan masukkan kedua belahan bulan tersebut ke lengan bajumu sebelah kiri dan kanan. Setelah itu, keluarkan dan satukan kembali seperti semula. Kemudian perintahlah bulan itu mengakui bahwa engkau adalah Rasul. Lalu kembalikan bulan itu ke tempat semula. Jika engkau mampu melakukannya, aku akan beriman kepadamu dan mengakui kenabianmu.”
Mendengar tantangan Raja Habib kepada Nabi Muhammad Saw, Abu Jahal gembira sekali karena dia yakin Rasulullah Saw tidak mungkin bisa membelah bulan. Akan tetapi, Rasulullah Saw dengan yakin menjawab permintaan raja tersebut. “Aku akan penuhi permintaanmu tuan.” Ucap Rasul kepada sang raja.
Rasulullah Saw kemudian berjalan ke arah gunung Abi Qubaisy untuk melaksanakan shalat dua rakaat. Selesai shalat, beliau berdoa agar permintaan raja tersebut bisa terpenuhi. Seketika itu, tanpa diketahui oleh siapapun, turunlah 12.000 malaikat.
Malaikat tersebut kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, Allah menyampaikan salam kepadamu. Allah berfirman; wahai kekasih-Ku, janganlah kau takut dan ragu. Sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu. Aku telah menetapkan keputusan-Ku sejak zaman azali.” Tentang permintaan Habib bin Malik, pergilah kepadanya untuk membuktikan kenabian dan kerasulanmu. Sesungguhnya Allah lah yang menjalankan matahari dan bulan, serta yang mengganti siang dengan malam. Termasuk yang telah menyembuhkan putri raja tersebut yang asalnya cacat tidak punya kaki dan tangan serta buta.”
Mendengar hal tersebut, Rasul langsung bergegas turun menjumpai orang-orang kafir. Dan pada waktu itu, matahari sedang beranjak senja. Rasul kemudian berdoa agar bulan segera terbit. Terbitlah bulan dengan sinar yang benderang. Kemudian terjadilah peristiwa Rasul membelah bulan, dua jari Rasul kemudian mengisyaratkan supaya bulan turun kepadanya. Tiba-tiba, suasana menjadi tegang karena terdengar suaru gemuruh. Kemudian ada sekelompok awan yang turun mengiringi turunnya bulan ke tangan Rasul. Rasul pun membelah bulan menjadi dua, dan memasukkan ke lengan kanan dan kiri. Setelah itu, Rasul mengeluarkan potongan bulan itu dan kembali menyatukannya. Mereka yang menyaksikan merasa takjub, melihat Rasul menggenggam bulan bersinar dengan cahaya indah.
Bersamaan dengan itu juga, bulan tiba-tiba mengeluarkan suara yang berbunyi; “Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.” Mereka yang melihat hal tersebut, hati dan pikiran nya terguncang. Sebab terjadi di depan mata mereka langsung, bukan dalam mimpi tapi sebuah kejadian yang sangat nyata. Sebuah mukjizat yang disaksikan oleh Habib bin Malik.
Sang raja menyadari hal tersebut tidak mungkin terjadi pada manusia biasa. Walaupun begitu, raja tersebut masih tidak percaya. Ia kemudian berkata, “aku masih mempunyai syarat lagi untuk mengujimu.”
Belum selesai ngomong, Rasul langsung menjawab; “Engkau mempunyai seorang putri yang cacat bukan? sekarang Allah telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putri yang sempurna.” Sang raja kaget, karena tidak ada satupun yang tahu tentang hal tersebut kecuali yang dekat dengannya.
Dengan cepat ia berdiri dan berseru; “Wahai penduduk Mekah! Kalian yang telah beriman jangan kembali kafir, karena tidak ada lagi yang perlu diragukan. Ketahuilah, sesungguhnya aku bersaksi: tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya; dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan dan hamba-Nya!”
Melihat hal tersebut, Abu Jahal jengkel dan marah. Dengan emosi ia berkata kepada Raja: “Wahai Raja Habib…! Engkau beriman kepada tukang sihir ini, hanya karena menyaksikan kehebatan sihirnya?”
Namun, Raja Habib tidak mempedulikannya. Ia segera berkemas untuk pulang. Sampai di pintu gerbang istana, putrinya yang sudah sembuh menyambutnya sambil mengucapkan dua kalimat syahadat. Lalu sang raja terkejut dan bertanya, “Wahai putriku, dari mana kamu mengetahui ucapan itu? Siapa yang mengajarimu?” Sang putri pun menjawab, “Aku bermimpi didatangi seorang lelaki tampan yang memberi tahu ayah telah memeluk Islam. Dia juga berkata, jika aku menjadi muslimah, anggota tubuhku akan lengkap. Tentu saja aku mau, kemudian aku mengucapkan dua kalimat sahadat,” jawab sang putri.
Itulah salah satu mukjizat Rasulullah Saw. Allah Swt selalu mengabulkan permintaan para kekasih yang dekat dengannya, yang selalu mendakwahkan agamanya dengan penuh kasih sayang.